Nusantaratv.com - Pemerintah Kabupaten Bandung lakukan optimalisasi delapan fungsi keluarga, dimana didalamnya meliputi fungsi keluarga, yakni, agama, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan.
Hal itu disampaikan oleh Staf Ahli Pemerintahan, Hukum dan Politik Kabupaten Bandung Mochamad Usman saat peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 tahun 2022 di kabupaten Bandung.
"Optimalisasi delapan fungsi keluarga, yakni, agama, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan untuk mewujudkan keluarga yang berketahanan, sehingga akan terbangun kualitas masyarakat yang sehat untuk Indonesia kuat,” kata Usman pada Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-29 Tingkat Kabupaten Bandung yang berlangsung di Hotel Sutan Raja Soreang, Rabu (20/7/2022).
Harganas merupakan perwujudan pentingnya arti keluarga terhadap upaya memperkuat ketahanan nasional. Sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, keluarga menjadi pondasi penting awal pembangunan karakter bangsa.
Selain itu, Usman menerangkan, momentum Harganas menjadi ajang sosialisasi kepada keluarga untuk membantu percepatan penurunan stunting. Diketahui, saat ini angka prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4 persen (SSGBI 2021), sementara berdasarkan data dari Dinkes Jabar, presentase balita stunting di Kabupaten Bandung tercatat sebesar 7,32%.
Beberapa upaya telah dilakukan Pemkab Bandung dalam menurunkan angka stunting, diantaranya pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kabupaten, kecamatan dan desa. tim ini dibentuk bertujuan agar monitoring evaluasi pada proses dan capaian percepatan penurunan stunting dapat dilaksanakan secara optimal.
Selain itu, mengadakan Program Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting) sebagai upaya intervensi stunting. Pada program ini, dilakukan pemberian makanan bergizi seimbang bagi keluarga resiko stunting dengan optimalisasi bahan pangan lokal.
Usman menyebutkan, dalam upaya percepatan penurunan stunting tersebut, diperlukan sistem pemantauan dan evaluasi terpadu dari semua program prioritas yang terdiri dari intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif secara terstruktur.
"Untuk percepatan penurunan stunting diperlukan Inovasi daerah berbasis kolaborasi pentahelix agar terjadi lompatan positif terhadap hasil kinerja penurunan stunting. Saya harap semua elemen terkait bisa berkontribusi secara positif,” paparnya
Dalam kesempatan itu pula, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung H.M Hairun mengungkapkan, rencana tema besar yang akan diusung dalam penyelenggaraan Harganas adalah "Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting". Kemudian, untuk tagar yang akan digunakan adalah #KeluargaKerenCegahStunting.
“Dengan tema tersebut, bersama TPPS Kabupaten Bandung, kami berkomitmen agar angka stunting terus menurun. Tentunya bersama jajaran TP.PKK (Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga), para penyuluh juga pendamping di semua tingkatan,” imbuh Hairun.
Dirinya menyebutkan, sosialisasi pencegahan dan penanganan stunting, terus dilakukan secara massif oleh penyuluh KB, dan pendamping. Baik dengan intervensi gizi spesifik, maupun hal lain yang bersifat edukatif. Namun luasnya wilayah kerja dan keterbatasan tenaga penyuluh menjadi tantangan tersendiri.
“Mari kita bekerja dengan semangat untuk mewujudkan Kabupaten Bandung Bedas dan membangun masyarakat berkualitas,” pungkasnya.