Nusantaratv.com - Korban jiwa akibat gempa dahsyat yang meratakan sebagian wilayah Jepang tengah pada 1 Januari lalu, sudah melampaui angka 200 pada Selasa (9/1/2024). Lebih dari 100 orang lainnya masih belum ditemukan.
Gempa bumi dengan Magnitudo (M) 7,5 menghancurkan serta merobohkan bangunan, menyebabkan kebakaran dan merusak infrastruktur di Semenanjung Noto di pulau utama Jepang, Honshu, tepat ketika banyak keluarga sedang merayakan Hari Tahun Baru pada 1 Januari lalu.
Delapan hari kemudian, ribuan petugas penyelamat terus berjuang mengatasi jalanan yang terblokir dan cuaca buruk untuk membersihkan reruntuhan, serta menyelamatkan hampir 3.500 orang yang masih terjebak di komunitas-komunitas terpencil.
Pemerintah daerah Ishikawa merilis angka pada hari Selasa yang menunjukkan bahwa 202 orang dipastikan tewas, naik dari 180 orang pada hari sebelumnya, dengan 102 orang belum ditemukan, mengutip AFP, Selasa (9/1/2024).
Sebelumnya pada hari Senin (8/1/2024), otoritas mencatat jumlah orang hilang meningkat tiga kali lipat menjadi 323 orang setelah database pusat diperbarui, dan sebagian besar peningkatan tersebut terkait dengan bencana alam yang parah di Wajima.
Tapi sejak itu "banyak keluarga memberi tahu kami bahwa mereka dapat memastikan keselamatan orang-orang (yang ada dalam daftar)", kata pejabat Ishikawa Hayato Yachi.
Dengan salju tebal yang mempersulit upaya bantuan, hingga Senin (8/1/2024) waktu setempat, hampir 30.000 orang tinggal di sekitar 400 tempat penampungan pemerintah, beberapa di antaranya penuh sesak dan kesulitan menyediakan makanan, air, dan pemanas yang cukup.
Saat ini, hampir 60.000 rumah tangga tidak mempunyai air bersih dan 15.600 rumah tangga tidak mempunyai pasokan listrik.
Kondisi jalan diperburuk oleh hujan berhari-hari yang menyebabkan sekitar 1.000 tanah longsor.
Jepang mengalami ratusan gempa bumi setiap tahunnya, namun sebagian besar tidak menimbulkan kerusakan karena peraturan bangunan yang ketat yang diterapkan selama lebih dari empat dekade.
Tapi, banyak bangunan yang berusia lebih tua, terutama di komunitas yang menua dengan cepat di daerah pedesaan seperti Noto.
Negara ini dihantui oleh gempa dahsyat tahun 2011 yang memicu tsunami, menyebabkan sekitar 18.500 orang tewas atau hilang, dan menyebabkan krisis nuklir di pembangkit listrik Fukushima.