Nusantaratv.com - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyambut tahun baru 2022 sekaligus mengakhiri 10 tahun kekuasaannya.
Dalam pidatonya, dia menyebut lebih banyak soal pabrik traktor dan seragam sekolah, dibandingkan senjata nuklir atau Amerika Serikat (AS). "Tujuan utama Korea Utara untuk tahun 2022 adalah memulai pembangunan ekonomi dan meningkatkan kehidupan masyarakat. Korea Utara menghadapi perjuangan hidup dan mati yang hebat," kata Kim Jong Un dalam pidatonya pada Jumat (31/12/2021), seperti dikutip dari Reuters.
Pidato itu sekaligus mengakhiri Rapat Pleno ke-4 Komite Sentral ke-8 Partai Pekerja Korea (WPK), yang dimulai pada Senin (27/12/2021). Pertemuan tersebut bertepatan dengan peringatan 10 tahun Kim Jong Un berkuasa setelah kematian ayahnya, Kim Jong Il pada 2011.
Sebelumnya Kim Jong Un mengunakan kesempatan pidatonya untuk mengumumkan kebijakan utama Korea Utara. Di antaranya meluncurkan keterlibatan diplomatik yang signifikan dengan Korea Selatan (Korsel) dan AS.
Namun dalam ringkasan pidato yang diterbitkan di media pemerintah Korut, dia tidak menyebutkan secara spesifik tentang AS. Kim Jong Un menggarisbawahi krisis ekonomi yang dihadapi di dalam negeri. Penguncian wilayah akibat pandemi Corona membuat Korut lebih terisolasi dibandingkan sebelumnya.
"Tugas dasar yang dihadapi bagian dan rakyat tahun depan adalah memberikan jaminan yang kuat untuk melaksanakan rencana lima tahun dan membuat perubahan yang luar biasa dalam pembangunan nasional dan kehidupan masyarakat," jelas Kim Jong Un.
Dalam pidatonya, dia mengungkapkan ambisinya membangun pedesaan hingga pola makan masyarakat, seragam sekolah serta kebutuhan untuk menindak praktik non-sosialis. Kim Jong Un juga mengutip soal kemajuan militer dan membahas tugas militan yang dihadapi pertahanan nasional pada 2022.
Di sisi lain, Chad O'Carroll, pendiri NK News, situs web di Korsel mengatakan pidato Kim Jong Un yang berfokus pada pembangunan pedesaan di Korut kemungkinan merupakan strategi populis.
"Secara keseluruhan, Kim (Jong Un) mungkin sadar bahwa mengungkapkan rencana pengembangan militer yang canggih sementara orang-orang menderita kekurangan makanan dan kondisi yang keras di luar Pyongyang mungkin bukan ide yang bagus tahun ini," tulisnya di Twitter.