Sri Lanka Kacau Balau, AS Timpakan Kesalahan pada Rusia

Nusantaratv.com - 11 Juli 2022

Demonstran memprotes di dalam Gedung Presiden, setelah Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melarikan diri, di tengah krisis ekonomi negara, di Kolombo, pada 9 Juli 2022. (Dinuka Liyanawatte/Reuters)
Demonstran memprotes di dalam Gedung Presiden, setelah Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melarikan diri, di tengah krisis ekonomi negara, di Kolombo, pada 9 Juli 2022. (Dinuka Liyanawatte/Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Ribuan warga menyerbu Istana Kepresidenan Sri Lanka, yang memaksa Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri.

Sri Lanka saat ini dihantam krisis parah. Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyalahkan Rusia atas kondisi Sri Lanka yang saat ini kacau balau. Seperti dilaporkan RT, Minggu (10/7/2022), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengklaim agresi Rusia ke Ukraina turut menjadi penyebab kekacauan di Sri Lanka. 

Negara kepulauan itu telah berada dalam keadaan kerusuhan selama beberapa bulan, di mana pasokan makanan pokok dan bahan bakar minyak terbatas dan harga yang meroket. Krisis itu meningkat pada Sabtu (9/7/2022) ketika ribuan pengunjuk rasa menyerbu kediaman presiden.

"Kami melihat dampak agresi Rusia ini terjadi di mana-mana. Ini mungkin telah berkontribusi pada situasi di Sri Lanka, kami khawatir tentang implikasinya di seluruh dunia," kata Blinken kepada wartawan di Bangkok.

"Meningkatnya kerawanan pangan di seluruh dunia telah diperburuk secara signifikan oleh agresi Rusia terhadap Ukraina," lanjutnya.

Blinken mengulangi seruannya pada Moskow untuk mengizinkan 20 juta ton gandum meninggalkan pelabuhan Ukraina, yang menurut pendapatnya, diblokir oleh pasukan Rusia sebagai bagian dari serangan militer mereka. Dia juga menambahkan, di Thailand, harga pupuk telah 'melayang tinggi' karena dugaan blokade.

Rusia, sementara itu, menyangkal semua tuduhan memblokir ekspor makanan dari Ukraina. Moskow mengatakan telah menawarkan perjalanan yang aman bagi kapal-kapal barang tetapi Ukraina mencegah kapal sipil meninggalkan pelabuhan, termasuk Odessa. 

Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan beberapa negara mencoba menggunakan masalah keamanan pangan dengan cara yang paling buruk dengan menyalahkan Moskow.

Diketahui, Sri Lanka gagal bayar utang luar negerinya pada Mei untuk pertama kalinya dalam sejarahnya. Penjatahan bahan bakar diperkenalkan awal bulan ini, dan polisi bersenjata serta pasukan telah dikerahkan ke SPBU-SPBU. 

Krisis ini telah dikaitkan dengan pandemi Covid-19, yang membuat negara pulau itu kehilangan pendapatan pariwisata yang vital. Peningkatan pengeluaran pemerintah, pemotongan pajak, dan pelonggaran kuantitatif mendorong inflasi ke atas.

Sekitar 100.000 orang diyakini telah mengepung kediaman presiden Sri Lanka di Kolombo pada Sabtu (9/7/2022). Presiden Gotabaya Rajapaksa dan Perdana Menteri (PM) Ranil Wickremesinghe keduanya kemudian mengumumkan pengunduran diri mereka di tengah kerusuhan massal.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close