Sopir Bus yang Terlibat Kecelakaan Maut Tol Cikampek Nggak Ditahan, Sudah Dipulangkan Polisi

Nusantaratv.com - 09 April 2024

Heri, sopir bus Primajasa. (Instagram)
Heri, sopir bus Primajasa. (Instagram)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Sopir bus yang terlibat dalam kecelakaan maut di Jalan Tol Jakarta-Cikampek sudah dipulangkan petugas. Sopir bus Primajasa bernama Heri itu, pulang setelah selesai dimintai keterangan. Ia dimintai keterangan sebagai saksi.

"Sudah pulang, bukan dipulangkan tepatnya, karena tidak dilakukan penahanan kemarin juga, melainkan hanya dimintai keterangan sebagai saksi," ujar Kasie Humas Polres Karawang Ipda Kusmayadi, Selasa (9/4/2024).

Polisi tak melakukan penahanan terhadap Heri, sebab ia masih berstatus sebagai saksi dalam peristiwa yang menewaskan 12 orang itu. 

"Setelah selesai dimintai keterangan, sopir bus Primajasa kembali ke rumahnya. Tidak ditahan, (diperiksa sebagai) saksi," kata Kusmayadi. 

Sebelumnya, kecelakaan maut terjadi di KM 58 Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) arah Jakarta, Senin (8/4/2024) pagi. Kecelakaan melibatkan mobil Gran Max, Daihatsu Terios dan bus Primajasa. Sebanyak 12 orang tewas akibat kecelakaan ini, yang seluruhnya merupakan penumpang Gran Max. 

Menurut Heri, pihak yang salah dalam kecelakaan itu ialah pengemudi Gran Max. Sebab pengemudi mobil itu yang masuk ke lajurnya, sehingga terjadi adu banteng pada dua kendaraan tersebut. 

Mulanya, Heri menjelaskan jika bus yang ia kendarai kembali ke Jakarta usai mengantar penumpang ke Bandung. Bus melaju di lajur kanan Tol Jakarta-Cikampek. 

Sementara mobil Gran Max, berada di jalur contra flow arah sebaliknya. Sehingga posisi kedua mobil bersebelahan, namun berbeda arah. 

"Kejadiannya pas kita ini kan contra flow dari Jakarta. Kita ke Bandung udah. Kita kan emang adanya di sisi kanan gitu kan, lurus terus," ujar Heri kepada wartawan. 

Saat bus terus melaju di lajur kanan Tol Japek arah Jakarta, tiba-tiba mobil Gran Max yang berada di jalur contra flow arah sebaliknya, masuk ke lajur normal yang berlawanan arah. Akibatnya kedua kendaraan terlibat adu banteng. 

"Jadi tiba-tiba mobil Gran Max itu nyeberang pak ke saya," ucap Heri. 

Heri mengaku kesulitan menghindari mobil Gran Max yang mendadak masuk ke lajurnya yang berlawanan arah. Sehingga, tabrakan pun tak terhindarkan.

Heri memastikan, dirinya memiliki saksi atas peristiwa itu. 

"Saya mau ngehindari (bagaimana), tiba-tiba nyelonong begini, ada saksinya ada temen saya, mondar-mandir suruh telepon (kasih penjelasan kronologinya) sama saya," tutur Heri. 

"Beradu sama saya, dia (mobil Gran Max) ngaduin (bus) saya akhirnya kan," imbuhnya. 

Di saat yang bersamaan saat adu banteng dengan Gran Max, Heri masih sempat berupaya membelokkan kemudi bus ke kiri. Akibatnya bagian belakang mobilnya ditabrak Daihatsu Terios. 

"Nah saya kan oleng akhirnya kan, saya buang ke kiri. Kalau mobil yang itu adanya posisinya di kiri, kayaknya kena mobil saya langsung balik gitu dia. Kalau mobil itu posisinya ada di kiri, karena mobil saya sebelah kiri kena sama dia," jelas dia. 

Akibat tabrakan itu, Gran Max dan Terios terbakar. Karenanya korban tewas mengalami luka bakar di bagian tubuhnya. 

"Kenek (kondektur) saya kejepit, lagi dibawa ke rumah sakit," tandas Heri.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close