Soal Pendidikan Anak Perempuan di Afghanistan, Taliban Janjikan Kabar Baik

Nusantaratv.com - 17 Mei 2022

Anak perempuan menghadiri kelas setelah sekolah mereka dibuka kembali oleh Taliban di Kabul pada 23 Maret 2022. (AFP)
Anak perempuan menghadiri kelas setelah sekolah mereka dibuka kembali oleh Taliban di Kabul pada 23 Maret 2022. (AFP)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Menteri Dalam Negeri Afghanistan Sirajuddin Haqqani menjanjikan kabar baik segera tentang kembalinya anak perempuan ke sekolah menengah.

Hal itu dikatakan Haqqani dalam wawancara yang disiarkan CNN pada Senin (16/5/2022), yang dilaporkan AFP. Pada akhir Maret, Taliban, yang mengambil alih kekuasaan setelah pasukan Amerika Serikat (AS) menarik diri dari negara itu Agustus lalu, menutup sekolah menengah dan perguruan tinggi untuk anak perempuan hanya beberapa jam setelah dibuka kembali.

Pembalikan tak terduga, diperintahkan oleh Hibatullah Akhundzada, pemimpin tertinggi Taliban dan negara itu, membuat marah banyak warga Afghanistan dan masyarakat internasional.

"Saya ingin memberikan klarifikasi. Tidak ada orang yang menentang pendidikan untuk perempuan," kata Haqqani, salah satu pemimpin Taliban yang paling tertutup dan baru pertama kali menunjukkan wajahnya di depan umum pada Maret lalu.

Dia menilai anak perempuan sudah bisa pergi ke sekolah dasar. "Di atas kelas itu, pekerjaan berlanjut pada mekanisme untuk memungkinkan anak perempuan bersekolah di sekolah menengah," jelasnya dalam wawancara televisi pertamanya.

"Segera Anda akan mendengar kabar baik tentang masalah ini," tambah Haqqani.

Dia mengisyaratkan mekanisme itu terkait dengan aturan berpakaian sekolah. Haqqani menjelaskan jika pendidikan harus didasarkan pada budaya Afghanistan dan aturan dan prinsip Islam, dan merujuk lebih luas pada masalah perempuan yang mengenakan jilbab.

Setelah mereka kembali berkuasa, Taliban menuntut agar wanita mengenakan setidaknya jilbab, syal yang menutupi kepala tetapi memperlihatkan wajah. Tetapi sejak awal Mei, mereka malah memaksa mereka untuk mengenakan cadar di depan umum dan lebih disukai burqa, yang telah diwajibkan ketika mereka pertama kali memerintah negara itu antara 1996 dan 2001.

"Jika seseorang memberikan anak perempuan atau saudara perempuan mereka, mereka melakukannya berdasarkan kepercayaan total," imbuhnya.

"Kami harus menetapkan kondisi sehingga kami dapat memastikan kehormatan dan keamanan mereka. Kami bertindak untuk memastikan ini," ucap Haqqani.

Jaringan Haqqani yang didirikan oleh mendiang ayahnya dan yang kini dia pimpin dituduh melakukan beberapa serangan paling kejam yang dilakukan oleh Taliban di Afghanistan dalam 20 tahun terakhir.

Haqqani sendiri masih masuk dalam daftar orang yang paling dicari FBI, dengan hadiah US$10 juta untuk setiap informasi yang bisa mengarah pada penangkapannya.

Di CNN, Haqqani mengatakan 20 tahun terakhir adalah situasi pertempuran defensif dan perang, tetapi dia berharap di masa depan memiliki hubungan baik dengan AS dan komunitas internasional.

"Kami tidak melihat mereka sebagai musuh," tukas Haqqani, bersikeras jika Taliban bermaksud untuk menghormati perjanjian yang ditandatangani dengan Washington pada 2020, di mana mereka berjanji untuk tidak membiarkan Afghanistan menjadi surga bagi teroris yang menargetkan Negara Paman Sam lagi.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close