Nusantaratv.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menggenjot produksi gas bumi Indonesia untuk persiapan transisi menuju penggunaan Energi Baru Terbaharukan (EBT) guna memenuhi target zero emmision tahun 2060 yang dicanangkan pemerintah.
"Gas bumi tersebut diproyeksikan menggantikan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara yang dinilai banyak menghasilkan polusi," kata Bussines Support Specialist SKK Migas Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa) Dimas AR Pear dalam kuliah umum di Gedung Auditorium Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, Rabu.
SKK Migas Jabanusa bersama Universitas Jember menggelar kegiatan kuliah umum bertema "Kontribusi Hulu Migas Terhadap Ketahanan Energi Nasional" yang digelar di Unej.
Menurutnya pilihan meningkatkan produksi gas bumi didasari pada kenyataan saat ini Indonesia bukanlah penghasil minyak bumi lagi, bahkan semenjak tahun 2004 lalu sudah menjadi negara pengimpor bahan bakar minyak.
Di sisi lain, berdasarkan British Petroleum Outlook tahun 2022, cadangan produksi gas bumi Indonesia ternyata dua kali lebih banyak daripada cadangan produksi minyak bumi.
Dari data yang ada, 50 persen penemuan sumur eksplorasi baru dalam satu dekade terakhir ini di Indonesia berupa gas bumi, begitu pula dengan 70 persen rencana pengembangan para kontraktor kontrak kerja sama atau perusahaan pengeboran minyak adalah pengembangan gas bumi.
"Kami perkirakan konsumsi gas bumi hingga tahun 2050 nanti akan tumbuh 298 persen. SKK Migas Jabanusa sendiri pada tahun 2022 berhasil memproduksi 598,61 juta standar kaki kubik per hari gas atau MMSCFD," katanya.
Ia mengatakan jumlah itu merupakan 9 persen dari total produksi gas bumi nasional. Kementerian ESDM sendiri menargetkan SKK Migas Jabanusa akan mampu memproduksi 873,26 juta standar kaki kubik per hari gas atau MMSCFD di tahun 2023.
"Jika target itu terpenuhi maka SKK Migas Jabanusa akan menyumbangkan 12,3 persen bagi total produksi gas bumi nasional," ujarnya.
Sementara Rektor Unej Iwan Taruna dalam sambutannya mengatakan kegiatan kuliah umum menjadi pintu masuk menjalin kerja sama lebih lanjut di berbagai bidang, apalagi di era Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).
"Dunia pendidikan tinggi didorong memiliki keterkaitan dengan dunia industri. Bentuk kerja sama yang akan dikerjakan di antaranya magang mahasiswa dan dosen, penelitian bersama hingga praktisi mengajar di kampus Unej," katanya.(Ant)