Sinarmas World Academy Lakukan Langkah Preventif hadapi Polusi Udara

Nusantaratv.com - 01 September 2023

Beberapa siswa mengikuti proses belajar di Sinarmas World Academy (SWA), Tangerang Selatan, Jumat (1/9/2023). (ANTARA/HO-Sinarmas World Academy)
Beberapa siswa mengikuti proses belajar di Sinarmas World Academy (SWA), Tangerang Selatan, Jumat (1/9/2023). (ANTARA/HO-Sinarmas World Academy)

Penulis: Alber Laia

Nusantaratv.com - Sinarmas World Academy (SWA) melakukan langkah preventif atau cepat dan tanggap dalam merespons peningkatan index polusi udara di Tangerang Selatan dengan fokus pada kesehatan para siswa.

“Melalui langkah preventif dan fokus pada kesehatan siswa, SWA mengumumkan rencana pemasangan pembersih udara Bluair di setiap ruang kelas,” kata General Manager SWA Deddy Djaja Ria dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Berdasarkan data harian yang disediakan oleh IQAir, indeks polusi udara di Tangerang Selatan menunjukkan tingkat polusi yang kurang baik hingga teridentifikasi sebagai salah satu wilayah dengan tingkat polusi udara terburuk di Indonesia.

SWA pun mengambil solusi untuk menyelamatkan kesehatan siswa dengan memasang pembersih udara Bluair di setiap ruang kelas karena memiliki teknologi HEPASilent™️ sehingga mampu memberikan filtrasi maksimum dengan kebisingan minimum.

Teknologi filtrasi yang dipelopori Blueair ini dapat membersihkan udara lebih cepat dan menghasilkan lebih banyak udara bersih dengan menggabungkan penyaringan mekanis tradisional dengan pemberian muatan elektrostatik pada partikel.

Bersama dengan desain filter Blueair yang unik, setidaknya 99,97 persen partikel di udara bahkan hingga 0,1 mikron³ mampu dihilangkan dengan tingkat kebisingan dan penggunaan energi minimum.

Deddy menuturkan melalui pemilihan teknologi ini maka SWA dapat memberikan lingkungan belajar yang optimal sekaligus mendukung kesehatan dan kesejahteraan warga sekolah.

Langkah-langkah SWA dalam menghadapi polusi udara juga melibatkan edukasi kepada siswa tentang pentingnya menjaga kualitas udara sekaligus membatasi aktivitas di luar ruangan ketika tingkat polusi udara mencapai level berbahaya.

SWA berharap bahwa langkah-langkah ini akan memberikan dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan siswa serta staf pendidik.

“SWA berkomitmen untuk terus memberikan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan mendukung perkembangan holistik setiap individu,” katanya.

Upaya SWA tersebut sejalan dengan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi yang mengimbau masyarakat untuk tidak menganggap enteng dampak polusi udara seperti pneumonia.

Kemenkes juga telah melakukan berbagai upaya yang diawali dengan melakukan kampanye gerakan 6M&1S yaitu memeriksa kualitas udara melalui aplikasi atau laman web.

Kemudian mengurangi aktivitas luar ruangan dan menutup ventilasi rumah, kantor, sekolah, dan tempat umum di saat polusi udara tinggi, serta menggunakan penjernih udara dalam ruangan.

Selanjutnya, menghindari sumber polusi dan asap rokok, menggunakan masker saat polusi udara tinggi, melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta konsultasi secara daring atau luring dengan tenaga kesehatan jika muncul keluhan pernapasan.

“Ketika pandemi COVID-19, banyak korban yang meninggal karena pneumonia, artinya tidak bisa dianggap enteng karena bisa menimbulkan kematian," kata Nadia.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close