Serangan Udara Israel Renggut Nyawa Puluhan Warga Sipil di Gaza, 40 Persen Penduduk Risiko Kelaparan

Nusantaratv.com - 29 Desember 2023

Warga Palestina mengantri untuk membeli roti dari toko roti, di tengah kekurangan pasokan makanan dan bahan bakar, di Khan Yunis. (Reuters)
Warga Palestina mengantri untuk membeli roti dari toko roti, di tengah kekurangan pasokan makanan dan bahan bakar, di Khan Yunis. (Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Puluhan warga sipil tak berdosa dipastikan tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel yang menargetkan kawasan pemukiman di Jalur Gaza, pada Kamis (28/12/2023) malam waktu setempat.

Menurut laporan lokal dan medis, seperti dilansir dari kantor berita Palestina, Wafa, pesawat tempur Israel melakukan serangan udara terhadap sebuah rumah di kamp pengungsi Shaboura di selatan kota Rafah. Insiden itu mengakibatkan banyak korban jiwa, baik korban jiwa maupun luka-luka.

Selanjutnya, serangan udara Israel lainnya mengakibatkan hancurnya Masjid Al-Taqwa yang terletak di sebelah timur lingkungan Sheikh Radwan, di utara Kota Gaza.

Pasukan pendudukan Israel juga menargetkan daerah pemukiman di lingkungan Al-Fakhari, sebelah timur Khan Yunis di selatan Jalur Gaza. Serangan udara tersebut mengakibatkan pembunuhan tragis terhadap sembilan warga sipil, yang mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.

Di Khan Yunis, sedikitnya 17 warga sipil, termasuk lima anak-anak, tewas dan sekitar 15 lainnya menderita luka-luka dalam serangan udara terpisah yang dilakukan oleh pesawat tempur Israel. 

Serangan tersebut menargetkan sebuah rumah di dekat Rumah Sakit Al-Amal, yang berafiliasi dengan Bulan Sabit Merah Palestina, sehingga menambah jumlah korban di daerah tersebut.

Sebagai gambaran awal, agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah mengakibatkan hilangnya lebih dari 21.500 nyawa secara tragis dan menyebabkan sekitar 54.000 orang terluka, dengan lebih dari 70 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Hampir 7.000 orang juga belum ditemukan di bawah reruntuhan bangunan.

Di sisi lain, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan jika tidak cukup bantuan yang masuk ke Jalur Gaza yang terkepung.

Kondisi ini menyebabkan 40 persen penduduknya berisiko kelaparan di tengah pembatasan Israel terhadap masuknya truk bantuan yang sangat dibutuhkan untuk memasuki wilayah kantong tersebut.

UNRWA memperbarui peringatannya jika wilayah kantong yang terkepung itu bergulat dengan bencana kelaparan, dan mengulangi seruannya menerapkan gencatan senjata kemanusiaan di tengah serangan udara Israel tanpa henti, di wilayah kantong tersebut selama lebih dari 83 hari.

"Setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup, mencari makanan dan air," kata Thomas White, Direktur urusan UNRWA di Gaza, dikutip di X (Twitter).

"Kenyataannya adalah, kita membutuhkan lebih banyak bantuan. Satu-satunya harapan yang tersisa adalah gencatan senjata kemanusiaan," kata badan tersebut di X.

Pekan lalu, Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan resolusi mengenai bantuan lebih banyak untuk Gaza setelah tertunda selama berhari-hari, namun kelompok bantuan dan pembela hak asasi manusia menggambarkan resolusi tersebut sangat tidak memadai dan hampir tidak ada artinya.

Peringatan keras terbaru dari badan PBB mengenai bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza datang ketika pasukan Israel terus membombardir wilayah tersebut, yang semakin memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah tersebut. "Lebih dari 80 persen dari 2,4 juta penduduk Gaza telah diusir dari rumah mereka," kata PBB.

Sementara banyak dari mereka sekarang tinggal di tempat penampungan sempit atau tenda darurat di ujung selatan, di dalam dan sekitar kota Rafah dekat perbatasan Mesir.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close