Nusantaratv.com - Pasukan militer Amerika Serikat (AS) dilaporkan berhasil menewaskan seorang pemimpin kelompok militan Islam Al-Shabaab, Abdullahi Nadir, ketika melancarkan serangan udara di Somalia akhir pekan lalu.
Komando Afrika AS mengatakan mereka melakukan serangan udara di dekat Jilib, sekitar 370 km barat daya di ibu kota Mogadishu pada Sabtu (1/10/2022). Pemerintah Somalia mengatakan Nadir adalah salah satu pendiri gerakan terkait Al-Qaeda yang telah menewaskan puluhan ribu orang dalam pemboman sejak 2006.
Disebutkan jika Nadir saat ini menjabat sebagai Kepala Jaksa Al-Shabaab, dan diproyeksikan untuk menggantikan pemimpin kelompok tersebut yang saat ini sedang sakit, Ahmed Diriye.
"Kematian Nadir adalah duri yang disingkirkan dari bangsa Somalia," kata Kementerian Informasi Somalia, dikutip dari Reuters, Selasa (4/10/2022).
"Pemerintah berterima kasih kepada rakyat Somalia dan teman-teman internasional yang kerjasamanya memfasilitasi pembunuhan pemimpin yang merupakan musuh bangsa Somalia ini," lanjutnya.
Pasukan keamanan Somalia, yang didukung pasukan AS dan pesawat tak berawak serta misi penjaga perdamaian Uni Afrika, mengungkapkan keberhasilan yang dicapai dalam beberapa pekan terakhir melawan kelompok militan Islam Al-Shabaab.
Namun kelompok militan yang berjuang untuk menggulingkan pemerintah yang didukung Barat dan menerapkan interpretasi mereka terhadap hukum Islam, terus melakukan serangan mematikan, termasuk dua serangan pada Jumat (30/9/2022) yang menewaskan sedikitnya 16 orang.
Pada Senin (3/10/2022), dua bom mobil meledak di pusat kota Beledweyne, menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai banyak lainnya, kantor berita negara melaporkan.
Bom mobil selanjutnya diledakkan oleh pasukan keamanan tanpa menimbulkan korban jiwa. Al-Shabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menurut juru bicara operasi militernya menewaskan puluhan orang, termasuk pejabat dan tentara.
Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud, yang dipilih oleh anggota parlemen pada Mei, telah berjanji untuk memerangi pemberontak setelah tiga tahun di mana pendahulunya, yang dihadapkan oleh pertikaian politik, mengambil sedikit tindakan terhadap Al-Shabaab.