SBY: Presiden Indonesia Ke Depan Harus Paham Pentingnya Jaga Stabilitas Kawasan Asia dan Memainkan Diplomasi yang Cerdas

Nusantaratv.com - 07 Januari 2024

Presiden Republik Indonesia (RI) keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (Istimewa)
Presiden Republik Indonesia (RI) keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (Istimewa)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Presiden Republik Indonesia (RI) keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan agar Presiden Indonesia ke depan harus memahami pentingnya cara menjaga stabilitas geopolitik di Kawasan Asia.

Dengan demikian, kata dia, presiden terpilih nantinya akan bisa memainkan politik luar negeri dan diplomasi yang cerdas. 

"Jika Presiden Indonesia mendatang sungguh memahami pentingnya menjaga stabilitas kawasan Asia (baik Asia Timur maupun Asia Tenggara), maka yang bersangkutan akan bisa memainkan politik luar negeri dan diplomasi yang cerdas (bisa dengan membangun kebersamaan negara-negara ASEAN) agar konflik apapun yang terjadi di Asia Timur dan tentunya Asia Tenggara dapat dicarikan solusi yang lebih 'damai' sehingga tidak terjadi malapetaka di kawasan Asia bahkan di dunia, yang bakal memporak-porandakan perdamaian dan keamanan internasional," tulis SBY di platform media sosial X (Twitter) pribadinya, dikutip Minggu (7/1/2024).

Dia menilai, terdapat tiga Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2024 ini yang bisa mempengaruhi geopolitik dan keamanan di Kawasan Asia. "Geopolitik dan keamanan kawasan yang saya maksud adalah ketegangan yang tinggi antara Tiongkok dengan Taiwan (saya gunakan istilah Taiwan agar secara internasional mudah dipahami), meskipun saya mengerti bahwa bagi Tiongkok permasalahan Taiwan adalah isu dalam negeri."

"Juga ketegangan antara Tiongkok dan Amerika Serikat yang berkaitan dengan hubungan Tiongkok-Taiwan yang memanas tahun-tahun terakhir ini," lanjut pria kelahiran Pacitan, Jawa Timur, 74 tahun silam itu. 

Menarik untuk diikuti, ungkap SBY, yakni pemilihan presiden di Taiwan pada Januari 2024. Selain itu, juga pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS) pada November 2024. Dia mengungkapkan, jika Presiden Taiwan yang baru adalah sosok yang bergaris keras dan sangat anti Tiongkok, ketegangan Tiongkok-Taiwan akan makin meningkat.

Demikian juga jika Presiden AS pasca Pilpres 2024 juga sosok yang bergaris keras dan sangat anti 'unifikasi Tiongkok-Taiwan' yang makin diagendakan oleh pemimpin Tiongkok saat ini, maka kawasan Asia Timur betul-betul menjadi sebuah flashpoint yang setiap saat bisa meledak menjadi guncangan geopolitik dan keamanan di Asia. 

"Sebaliknya jika baik Presiden Amerika Serikat dan Presiden Taiwan yang baru nanti lebih bergaris moderat dan bersedia untuk memasuki wilayah 'take and give', kekhawatiran dunia terhadap terbukanya konflik militer terbuka di kawasan Asia Timur bisa berkurang," urai SBY.

Di sisi lain, sebut dia, Pemilihan Presiden di Indonesia juga bisa memengaruhi kondisi geopolitik di Kawasan Asia, bahkan dunia. "Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara di samping menjadi anggota G20. Karenanya, Indonesia kerap dipandang sebagai regional power dan sekaligus global player," tukas anak pasangan Raden Soekotjo (ayah) dan Siti Habibah (ibu) itu.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close