Nusantaratv.com - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan satu juta anak di Nigeria kemungkinan tidak berangkat ke sekolah akibat ancaman kekerasan setelah serangkaian penculikan massal dan serangan yang menargetkan siswa pada tahun ini.
Lebih dari 1.000 murid telah diculik dalam penculikan massal untuk meminta tebusan oleh geng-geng kriminal di negara bagian barat laut dan tengah Nigeria sejak Desember tahun lalu dengan puluhan siswa masih ditahan.
Badan anak-anak PBB, UNICEF mengatakan ada 20 serangan di sekolah-sekolah di Nigeria tahun ini dan lebih dari 1.400 murid diambil dan 16 orang tewas. Sebagian besar telah dibebaskan setelah terjadi negosiasi terkait tebusan, setelah mereka berada dalam tawanan selama berpekan-pekan bahkan berbulan-bulan dengan kondisi mengerikan.
"Keluarga dan masyarakat tetap takut mengirim anak-anak kembali ke ruang kelas mereka karena serangkai serangan terhadap sekolah dan penculikan siswa," kata UNICEF dalam pernyataannya, seperti dikutip dari AFP, Kamis (16/9/2021).
Lebih dari 37 juta anak Nigeria akan memulai tahun ajaran baru pada bulan ini, kata badan PBB tersebut, sementara diperkirakan satu juta anak di Nigeria kemungkinan tidak akan kembali ke sekolah.
Beberapa pemerintah negara bagian untuk sementara menutup sekolah setelah penculikan. Negara bagian barat laut dan tengah telah lama berjuang mengendalikan kekerasan antara penggembala nomaden dan komunitas petani yang memperebutkan tanah dan air.
Lebih dari itu, serangan meningkat dengan munculnya geng kriminal bersenjata berat, yang dikenal secara lokal sebagai bandit, yang menyerang desa, mencuri ternak dan menculik untuk meminta tebusan.
Geng bandit tahun ini telah menargetkan sekolah dan perguruan tinggi di barat laut Nigeria, menculik murid dan membawa mereka ke tempat persembunyian di hutan saat mereka melakukan negosiasi untuk meminta tebusan.
Sekitar 70 siswa yang diculik hampir dua pekan dan dibebaskan pekan ini di barat laut Negara Bagian Zamfara, di mana tentara telah memulai serangan terhadap geng bandit.