Nusantaratv.com - Pengungsi korban bencana gempa bumi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, bersama personel Satpol PP setempat merobohkan sejumlah bangunan yang dianggap membahayakan usai gempa bermagnitudo 5,6.
"Saat ini sudah tiga unit bangunan yang kami robohkan untuk mengantisipasi korban. Karena rawan roboh," kata petugas Satpol PP Pemkab Cianjur, Moh Ridwan, di Kp Salakaung, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kamis.
Bangunan yang sudah dirobohkan adalah dua unit rumah dan satu unit balai pertemuan warga di RW1 Salakaung.
Ia mengatakan, aktivitas tersebut merupakan permintaan dari masyarakat yang khawatir jika bangunan tersebut roboh, sebab mayoritas berada pada posisi miring dengan pondasi yang sudah rapuh.
"Yang punya rumahnya minta kami untuk bantu merobohkan. Sebab di sekitarnya ada beberapa tenda pengungsian dan anak-anak juga," katanya.
Upaya merobohkan bangunan dilakukan secara manual menggunakan tambang dan bambu panjang untuk mendorong tembok yang nyaris ambruk.
Satu bangunan membutuhkan waktu rata-rata 1 hingga 3 jam sampai dipastikan benar-benar roboh dan rata dengan tanah. Sedangkan puingnya dikumpulkan di lokasi aman untuk dievakuasi.
Warga RT3 RW1 Ade Dharmawan mengatakan, bangunan rumah tinggalnya harus dirobohkan sebab rangkaian gempa susulan masih terjadi di wilayah itu hingga sore ini.
"Saat gempa susulan jam 14.30 WIB, genteng rumah saya berjatuhan. Tembok-tembok juga sudah rapuh, saya khawatir sama anak-anak yang kadang masih suka main di dekat sini," katanya.
Kampung Salakaung berada pada area perbukitan yang padat penduduk, tepatnya di seberang pusat gempa Warung Sate Shinta di Jalan Cianjur-Cipanas.
Permukiman yang terbagi dalam tiga wilayah RT itu seluruhnya hancur diterjang gempa berkekuatan magnitudo 5,6 dan disertai gempa susulan.(Ant)