Sambutan Wapes K.H. Ma’ruf Amin pada Acara Peresmian Peluncuran Aplikasi Lapak Abah-Ojek Desa dan Santri DigitalPreneur

Nusantaratv.com - 28 Maret 2022

Wapres K.H. Ma'ruf Amin memberikan sambutan dalam  Peluncuran Aplikasi Lapak Abah-Ojek Desa dan Santri DigitalPreneur. (wapresiri.go.id)
Wapres K.H. Ma'ruf Amin memberikan sambutan dalam Peluncuran Aplikasi Lapak Abah-Ojek Desa dan Santri DigitalPreneur. (wapresiri.go.id)

Penulis: Supriyanto

Nusantaratv.com - Memasuki era transisi pandemi menuju endemi, pemerintah terus berupaya memulihkan perekonomian nasional. Salah satu langkah yang ditempuh dengan menggerakkan ekonomi perdesaan, khususnya dengan memanfaatkan potensi pada sektor pertanian dan pemberdayaan UMKM.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin saat memberikan kata sambutan pada acara peresmian peluncuran aplikasi Lapak Abah-Ojek Desa dan Santri Digitalpreneur di Purwakarta. 

Berikut kata sambutan lengkap Wakil Presiden Republik Indonesia K.H. Ma’ruf Amin pada Acara Peresmian Peluncuran Aplikasi Lapak Abah-Ojek Desa dan Santri DigitalPreneur.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera untuk kita semua, Sampurasun! (Rampes!) Bismillah walhamdulillah washalatu wassalamu ‘ala rasulillah wa ‘ala alihi wa shahbihi wa mawwala.

Yang saya hormati Gubenur Jawa Barat, beserta jajaran Forkopimda Provinsi Jawa Barat, Bapak Wakil Menteri Pertanian, Ibu Bupati Purwakarta beserta jajaran, ada Wakil Bupati Karawang juga hadir, Pembina dan seluruh Yayasan Dewa Dewi Indonesia beserta jajaran pengurusnya, hadirin sekalian para ulama, al mukaramin para ulama yang saya hormati.

Alhamdulillah, pada siang hari ini dengan Allah, kita bisa bertemu, hadir pada acara yang sangat baik ini di Kabupaten Purwakarta.

Hadirin sekalian, memasuki masa transisi pandemi menuju endemi, pemerintah terus mengupayakan pemulihan perekonomian nasional, antara lain dengan menggerakkan ekonomi perdesaan, khususnya dengan memanfaatkan potensi pada sektor pertanian dan pemberdayaan UMKM.

Digitalisasi telah mendisrupsi kehidupan kita, tidak terkecuali bidang pertanian. Oleh karena itu, kita semua dituntut untuk mampu memahami bahasa kemajuan di masa depan. Masyarakat harus dapat beradaptasi serta berinovasi, sementara pemerintah terus berupaya memfasilitasi dengan meningkatkan infrastruktur teknologi informasi, serta menyediakan berbagai program pelatihan dan pembinaan sumber daya manusia.

Saya mengapresiasi Yayasan Dewa Dewi Indonesia yang berupaya mendukung program pemulihan ekonomi nasional melalui inovasi-inovasi yang telah dirancang saat ini untuk para insan kreatif, seperti marketplace Lapak Abah yang khusus menjual produk-produk buatan Indonesia. 

Saya juga mendengar adanya aplikasi Jekdes (Ojek Desa), yang menyediakan transportasi online untuk membantu aktivitas perekonomian di perdesaan, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.

Terobosan-terobosan ini meningkatkan peluang bagi UMKM di desa untuk memperluas pasarnya, ini programnya Pak Gubernur, baik di tingkat lokal maupun di tingkat nasional, serta mempermudah distribusi hasil pertanian masyarakat desa. Mudah-mudahan, dengan kemajuan teknologi, jangkauan pemasaran produk-produk unggul di Kabupaten Purwakarta khususnya akan juga merambah ke pasar global.

Saya memahami bahwa belum meratanya jangkauan internet adalah kendala yang harus segera diatasi, seperti tadi yang dikatakan Pak Gubernur, karena kebutuhan untuk terkoneksi secara digital pada kehidupan kita saat ini tidak dapat ditawar lagi. Bangsa kita tidak akan memasuki era teknologi yang lebih maju selama masih ada daerah yang bahkan belum terkoneksi. Untuk itu, pemerintah konsisten mengupayakan akselerasi pembangunan infrastruktur digital guna mengurangi kesenjangan digital. Sekarang memang Kominfo sedang terus bergiat. Diharapkan pada tahun 2023 nanti, 83.000 desa/kelurahan di seluruh Indonesia telah terjangkau internet. 

Digitalisasi diharapkan akan semakin menggugah inovasi dan melahirkan bisnis model yang beragam sehingga menumbuhkan berbagai aktivitas ekonomi di tengah kendala-kendala tradisional, seperti kendala geografis.

Hadirin yang berbahagia, upaya digitalisasi di lingkungan pesantren juga menjadi perhatian pemerintah, salah satunya didorong melalui Program Santri Digitalpreneur yang digagas oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Melalui program ini, pesantren akan mencetak GUS IWAN PLUS. Apa itu? GUS IWAN PLUS itu artinya Santri Bagus, Pinter Ngaji, dan Usahawan, itu GUS IWAN. Tambah PLUS, PLUS-nya itu apa? Sekaligus Pelestari Lingkungan.

Pekan lalu, saya bersama Pak Gubernur Jawa Barat berkunjung ke Pondok Pesantren Al Ittifaq Bandung Selatan yang telah mengembangkan model korporatisasi dan digitalisasi pertanian, jadi sudah dikembangkan. Berbagai hasil pertaniannya telah mengisi pasar tradisional maupun modern. Melalui Koperasi Pondok Pesantren atau Kopontren, telah diberdayakan pula 270 petani dari 9 Kelompok Tani di 3 kabupaten, dan akan terus bertambah.

Kesuksesan itu saya harapkan dapat menjadi pemantik bagi pondok-pondok pesantren lain di pelosok negeri, untuk meningkatkan kesadaran akan fungsi strategis pesantren, bukan hanya sebagai lembaga pendidikan keagamaan, melainkan juga platform pemberdayaan ekonomi masyarakat yang sangat penting bagi pemerataan kesejahteraan. Ke depan, saya mengharapkan program Santri Digitalpreneur dapat memperluas kemitraan dengan berbagai pihak, menuju  cita-cita penguatan ekonomi umat. Jadi, saya harap bahwa pesantren itu tidak hanya melahirkan, bahasa kiainya al mutafakkihina fiddin, sebab kita disuruh untuk supaya bisa memahami agama, memperdalam agama, untuk menggantikan para ulama-ulama terdahulu. Tetapi juga melahirkan namanya al mu’ammirin, al mu’amirrin itu pemakmur bumi. Jadi, selain memiliki pemahaman agama, tetapi juga pemakmur bumi, al mu’amirrina fil ardhi. Karena apa? Karena Allah memang menyuruh dua-duanya. Yang satu liya’tafakkahu fiddin, supaya memahami agama, yang lain kata Allah wa ansya’akum minal ardhi wasta’marakum fiha, Allah yang menjadikan kamu dari bumi dan meminta kamu untuk memakmurkan bumi. Jadi, wasta’marakum itu artinya apa? Memberi tanggung jawab kepada kamu, dalam memakmurkan bumi.

Jadi, dua fungsi ini supaya bisa memakmurkan maka kita gerakkanlah perekonomian bidang pertanian maupun bidang yang lain. Dan supaya lebih maju, kuncinya, atau bahasa kiainya miftahul imarah-nya adalah teknologi, sumber daya manusia dan teknologi. Itu juga kita kembangkan, baik teknologi dalam arti teknis pelaksanaannya, penanamannya, pemanenannya, dalam rangka memberi penyiramannya, sehingga menggunakan aplikasi, pemberian nutrisinya, dan bahkan juga dalam rangka pemasarannya, digitalisasi. Ini dua-duanya perintah. Memakmurkan bumi, amrun diniyyun syar’iyun, menjalankan perintah sesuai syariah. Saya kira itu harapan saya.

Akhir kata, saya pun berharap pemulihan ekonomi di Kabupaten Purwakarta melalui digitalisasi dan program Santri Digitalpreneur di pesantren-pesantren, akan sukses menggerakkan perekonomian perdesaan untuk menopang ketahanan ekonomi nasional.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ‘inayah-Nya dan meridai setiap ikhtiar yang kita lakukan. Amin ya rabbal’alamin, wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close