Nusantaratv.com - Presiden Partai Buruh yang juga Presiden Konferensi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal menilai upah layak pekerja di Jakarta hampir Rp 7 juta. Ini merupakan hasil riset Badan Pusat Statistik (BPS).
"Upah ideal Jakarta, menurut survei biaya hidupnya BPS. Menurut BPS ya, bukan menurut kami itu, di atas Rp 5,2 juta. Bahkan kalau dibagi rata-rata per kepala itu mendekati angka Rp 7 juta," ujar Said Iqbal saat peringatan May Day 2024 kawasan di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Rabu (1/5/2024).
Ia memaparkan kebutuhan pekerja di Jakarta, sehingga membutuhkan upah sebesar itu. Mulai dari harga sewa rumah yang tinggi, sampai biaya pendidikan anak yang kini relatif mahal. Jumlah itu belum dihitung ongkos pulang-pergi kerja yang harus dikeluarkan pekerja.
"Hitung saja sewa rumah Rp 900 ribu, konsumsi makan 30 ribu, 3 hari Rp 90 ribu kali 30 hari Rp 2,7juta. Rp 2,7 juta ditambah Rp 900 ribu, udah Rp 3,6 juta," papar Said.
"Kemudian hitung lagi transportasi. Katakan rata-rata transportasi adalah Rp 700 (ribu) udah Rp4,3 (juta) itu baru yang habis dibuang. Bagaimana dengan pakaian, jajan anak gak cukup kalau upah minimum seperti yang sekarang ini sekitar Rp4,9 (juta) atau Rp5,1 juta. Jadi mendekati angka Rp7 juta hasil survei BPS namanya SBH, survei biaya hidup," sambungnya.
Ia mengakui, upah buruh di Indonsesia memang lebih baik dibanding dengan Laos dan Kamboja. Namun, negara itu baru saja merdeka.
"Tapi lebih rendah dari Vietnam, sedikit lebih tinggi dari Myanmar. Lebih rendah dari Malaysia lebih rendah dari Singapura, ini gara-gara Covid-19 upah sekarang dimain-mainin," tandasnya.