Nusantaratv.com - Seorang migran Sudan dipukuli, ditembak dan dibunuh setelah melarikan diri dari pusat penahanan yang dikelola pemerintah Libya.
Badan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), UNHCR, mengungkapkan korban merupakan salah satu dari lebih 5.000 migran Sudan yang ditahan dalam penumpasan besar-besaran awal bulan ini.
Disebutkan pria berusia 25 tahun yang tiba di Libya sejak dua tahun lalu ditahan di pusat penahanan Mabani di ibu kota Libya, Tripoli, seperti dilaporkan The Associated Press (AP), Rabu (13/10/2021).
Pria itu berasal dari wilayah Darfur yang dilanda perang di Sudan, dipukuli dan ditembak sebelum pria bersenjata bertopeng membawanya ke rumah sakit. Korban lalu dipindahkan ke rumah sakit lain dan akhirnya di meninggal pada Selasa (12/10/2021) malam waktu setempat.
Baca Juga: Ancaman Keamanan, Kuwait Minta Warganya Tinggalkan Lebanon
UNHCR telah menyerukan penyelidikan atas pembunuhan itu dan meminta pertanggungjawaban para pelaku keji tersebut. Libya menahan para migran di pusat-pusat penahanan yang penuh sesak di mana penyiksaan, kekerasan seksual dan pelanggaran lainnya marak terjadi.
Menurut badan migrasi PBB, penjaga di Mabani menembak dan membunuh sedikitnya enam migran dan melukai sedikitnya 15 orang ketika ratusan orang melarikan diri dari pusat penahanan. Pihak berwenang Libya menangkap kembali banyak migran sementara yang lain mencari perlindungan di fasilitas UNHCR.
Libya telah dilanda kekacauan sejak pemberontakan yang didukung NATO menggulingkan dan membunuh diktator lama Moammar Gadhafi pada 2011. Sejak kekacauan itu, daerah Libya muncul sebagai pusat migran bagi mereka yang melarikan diri dari kemiskinan dan perang saudara di Afrika dan Timur Tengah. Mereka berharap ada kehidupan yang lebih baik di Eropa.