Rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2024 di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Menteng, Jakarta Pusat, pada Sabtu (16/3/2024) menjadi saksi perdebatan panjang terkait dugaan praktik suap yang dilaporkan oleh perwakilan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dalam pengungkapan yang mengejutkan, perwakilan PKB mengungkap temuan dugaan suap kepada anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), yang diduga bertujuan untuk memenangkan peserta pemilu tertentu.
"Telah ditemukan laporan dugaan keterlibatan PPK Luwuk dan KPPS dalam dugaan suap untuk memenangkan calon tertentu," ungkap saksi dalam rapat pleno yang dikutip dari TribunVideo.
Selain itu, saksi dari PKB juga menyingkap dugaan kecurangan lainnya, termasuk penggelembungan suara yang menguntungkan partai tertentu melalui praktik penyuapan penyelenggara pemilu daerah.
Hasyim meminta pernyataan terkait rincian kejadian, termasuk lokasi, nama-nama terlibat, dan partai yang diduga terlibat dalam penggelembungan suara tersebut.
"saya tanya, peristiwa di TPS mana, siapa nama anggota kpps yang diindikasikan atau diduga disuap, siapa yang diduga melakukan penyuapan, siapa partai yang digelembungkan. Saya hanya mengulangi pertanyaan karena yang memulai saksi teman anda. Saya tanya kan nggak tahu tuh (saksi), kalau nggak tahu saya minta dicabut (pernyataan)," ucap Hasyim pada saksi.
Meskipun demikian, saksi PKB tidak mampu memberikan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan tersebut. Setelah berdebat cukup panjang, akhirnya saksi PKB mengakui bahwa mereka tidak memiliki informasi lebih lanjut terkait dugaan tersebut.
"Baik saya cabut," kata saksi PKB.