Rusia Sebut AS Bakal Rasakan Serangan Seperti 9/11, Tapi dengan Nuklir

Nusantaratv.com - 11 September 2023

Warga membawa barang-barangnya di dekat bangunan yang hancur akibat konflik Ukraina-Rusia, di selatan kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, 10 April 2022. (Alexander Ermochenko/Reuters)
Warga membawa barang-barangnya di dekat bangunan yang hancur akibat konflik Ukraina-Rusia, di selatan kota pelabuhan Mariupol, Ukraina, 10 April 2022. (Alexander Ermochenko/Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev menyebutkan, Amerika Serikat (AS) bakal segera menjadi sasaran serangan seperti 11 September 2001, atau dikenal dengan serangan 9/11, tetapi dengan serangan nuklir.

Pernyataan itu diungkapkan pada Minggu (10/9/2023) atau hany satu hari sebelum peringatan serangan teroris pada 11 September 2001. Demikian seperti dilaporkan Newsweek, Minggu (10/9/2023).

Medvedev sendiri dikenal sebagai sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin dan propagandis terkemuka Kremlin. Dia juga pernah menjabat sebagai Presiden Rusia dari tahun 2008 hingga 2012 dan Perdana Menteri (PM) dari 2012 hingga 2020.

Medvedev telah melontarkan banyak komentar yang bermusuhan terhadap AS selama satu setengah tahun terakhir. Selain itu, AS juga menberikan bantuan tanpa henti kepada Ukraina selama perang melawan invasi Rusia.

Di antara komentar-komentar tersebut, dia sering menyebut momok Perang Dunia III dan serangan senjata nuklir sebagai respons terhadap AS yang terus menentang kepentingan Rusia.

Pada Minggu (10/9/2023), dia membuat postingan di akun Telegram resminya, menyebutnya sebagai "beberapa patah kata menjelang peringatan 9/11.

Di dalamnya, Medvedev mencemooh AS atas apa yang disebutnya sebagai "arogansi dan narsisme yang menjijikkan" di antara negara-negara Barat dan "kesombongan universal dalam masalah apa pun". 

Menjelang akhir postingannya, dia juga membuat prediksi yang tidak menyenangkan dimana AS akan mengalami serangan seperti 11 September 2001, namun dengan komponen nuklir atau biologis. Dia tidak mengatakan secara langsung jika Rusia akan menjadi negara yang meluncurkan serangan tersebut.

Terjemahan dari postingan ekstensif tersebut dibagikan ke media sosial 'X', platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, oleh Anton Gerashchenko, penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina.

"Saya tidak ingin memberi firasat, namun (AS akan) melihat jika suatu saat teroris akan melancarkan serangan lain seperti serangan 11/9/2001, namun dengan komponen nuklir atau biologis," tulis Medvedev, sebagaimana diterjemahkan oleh Geraschenko. 

"Atau lebih buruk lagi: salah satu pemimpin negara-negara nuklir akan kehilangan keberanian dan membuat keputusan emosional untuk menggunakan senjata pemusnah massal. Terutama karena klub nuklir terus berkembang dan sebagian besar dari mereka tidak terikat oleh kewajiban apa pun," lanjutnya.

"Dan itu saja. Akhir dari permainan bola. Yang ada hanyalah mengumpulkan uang untuk pembangunan monumen baru di lingkungan Ground Zero. Yang terbaik," tambah Medvedev.

Pada bulan lalu, saat wawancara dengan kantor berita milik pemerintah Rusia, TASS, Medvedev melontarkan komentar serupa. Dia menyatakan AS dan negara-negara Barat lainnya sedang mendorong dunia semakin dekat ke Perang Dunia III.

"Sejujurnya, akan lebih baik jika mereka mendengarnya (sinyal)," kata Medvedev.

"Bagaimanapun, dunia tidak harus menghadapi ancaman Perang Dunia III. Faktanya, di sinilah lawan kita secara aktif mendorong semua orang," tukas Medvedev. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])