Rusia Sebut Ada Lab Bilogis AS di Indonesia, Ini Lokasinya

Nusantaratv.com - 28 Mei 2022

Ilustrasi. (Istimewa)
Ilustrasi. (Istimewa)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Media resmi pemerintah Rusia, Sputnik, menyebutkan Amerika Serikat (AS) memiliki laboratorium biologis di Indonesia.

Temuan ini diungkapkan saat Moskow menemukan lab serupa milik Washington saat serangannya ke Ukraina. Sputnik mengungkapkan lab itu berada di Jakarta, tepatnya Jalan Percetakan Negara, Jakarta Pusat (Jakpus). 

Lab itu dikatakannya merupakan rumah bagi NAMRU-2 (Naval Medical Research Unit II), yakni sebuah fasilitas bioresearch yang menyimpan patogen dan virus berbahaya.

"Unit Penelitian Medis Angkatan Laut AS (NAMRU) berakar di Guam di bawah yayasan Rockefeller. Itu didirikan pada tahun 1955, sedangkan detasemen NAMRU-2 di Jakarta telah dibuka pada tahun 1970 'untuk mempelajari penyakit menular yang berpotensi signifikansi militer di Asia'," tulis Sputnik, dikutip Sabtu (28/5/2022).

Dalam laporannya, Sputnik mengutip mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah Supari. Namun, lab tersebut disebutkan tidak menunjukkan performa penelitian yang signifikan. 

Kendati demikian, laboratorium dikatakan sangat tertutup. Sehingga sulit menentukan kemajuan penelitian dalam lab itu. "Meskipun mereka fokus pada malaria dan tuberkulosis, hasilnya selama 40 tahun di Indonesia tidak signifikan," ungkap Siti Fadilah.

Dia menambahkan perjanjian antara Indonesia dan AS tentang pendirian laboratorium berakhir pada 1980, dan kemudian setelah itu mereka tidak memiliki hak kewarganegaraan. Dia juga menyebutkan kurangnya keterlibatan yang setara dari staf Indonesia dalam proyek NAMRU-2 sebagai alasan lain yang perlu dikhawatirkan.

"Saya hanya tahu lab mereka sangat tertutup. Dan para penelitinya adalah Marinir Amerika, yang semuanya memiliki kekebalan diplomatik. Kami tidak pernah tahu apa yang mereka bawa dalam tas diplomatik mereka. Ada juga beberapa peneliti dari Indonesia yang membantu mereka," tambah Siti Fadilah.

Dikatakan Siti Fadilah awalnya menentang operasi lab tersebut. Wanita berusia 72 tahun itu menyatakan lab tersebut tidaklah transparan saat dirinya secara mendadak mengunjunginya pada 2008.

"Saya kira benar, kegiatan penelitian masih ada. Saya tidak bisa membuktikannya, tetapi dari apa yang saya baca dan dengar, kegiatan penelitian masih berlangsung dalam berbagai bentuk kerja sama dengan lembaga penelitian dan universitas di Indonesia. Saya pikir pemerintah harus menyadari hal ini," urainya.

Sementara itu, Sputnik juga menulis, beberapa sumber menyebutkan jika para pemangku kebijakan AS tertarik memperdalam kerja sama kesehatannya dengan pemerintah Indonesia. Hal ini ditempuh agar NAMRU-2 tetap dapat beroperasi dan tidak mengalami penolakan serius.

"Harapan terbaik untuk mempertahankan NAMRU-2 di Indonesia adalah untuk meyakinkan pembuat kebijakan utama tentang kegunaannya yang berkelanjutan bagi kedua negara," tulis memo Departemen Luar Negeri AS kepada Mantan Dubes AS untuk RI, Cameron Hume, seperti dilaporkan Sputnik.

Pada 2006, NAMRU-2 yang berstatus sebagai pusat kolaborasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendiagnosis sejumlah kasus H5N1 di Indonesia. Negara tersebut meminta laboratorium untuk membagikan sampel dengan Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC), yang juga berafiliasi dengan WHO, secara khusus meminta agar Amerika tidak mentransfer materi tersebut kepada orang lain. 

Namun demikian, menurut beberapa publikasi, CDC memberikannya ke database urutan di Laboratorium Nasional Los Alamos AS, yang awalnya didirikan untuk merancang senjata nuklir. Fakta ini membuat marah Indonesia, memicu kekhawatiran jika spesimen tersebut digunakan untuk tujuan militer Pentagon.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close