Nusantaratv.com - Rusia melontarkan peringatan keras pada Barat terkait serangan ke wilayah negara tersebut. Ditegaskan, akan ada tanggapan militer yang keras terhadap setiap serangan lebih lanjut di wilayah Rusia.
Moskwa juga menuduh Amerika Serikat (AS) dan para sekutu utamanya di Eropa menghasut Ukraina untuk menyerang Rusia.
Dua bulan setelah pecah perang di Ukraina, Rusia dalam beberapa hari terakhir melaporkan apa yang mereka sebut sebagai serangkaian serangan oleh pasukan Ukraina di wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina.
Rusia menyatakan serangan semacam itu berisiko menimbulkan eskalasi yang signifikan. Selain itu, Rusia juga tersinggung dengan pernyataan dari Inggris yang mengatakan bahwa sah-sah saja bagi Ukraina untuk menyerang target logistik Rusia.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kepada wartawan di Moskwa bahwa Barat menghasut Kiev untuk menyerang Rusia termasuk dengan menggunakan senjata yang diterima dari negara-negara NATO.
"Saya tidak menyarankan Anda untuk menguji kesabaran kami lebih jauh," tandas Zakharova.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada Selasa (26/4/2022) jika serangan di Rusia berlanjut, pihaknya akan menargetkan pusat pengambilan keputusan di Ukraina.
"Kiev dan Barat harus menanggapi pernyataan Kementerian Pertahanan dengan serius bahwa penghasutan lebih lanjut dari Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia pasti akan menghasilkan tanggapan keras dari Rusia," tegas Zakharova.
Zakharova juga menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai boneka Barat yang digunakan AS untuk mengancam Rusia.
"Kamu sedang dimanfaatkan," kata Zakharova menyindir Zelensky.
Sejak pecah konflik bersenjata Rusia kontra Ukraina, AS dan beberapa negara Barat memang terang-terang mengutuk invasi militer Rusia ke Ukraina. Tak hanya itu, mereka juga memberikan bantuan senjata kepada Ukraina untuk menghadapi militer Rusia.
Hingga kini, AS dan Barat telah memasok senjata ke Kiev seperti drone, artileri berat Howitzer, senjata anti-pesawat Stinger, dan rudal anti-tank Javelin. Total bantuan keamanan AS sejak invasi berjumlah sekitar 3,7 miliar dollar AS.