Rusia dan Ukraina Bertukar Tahanan Perang

Nusantaratv.com - 22 Maret 2022

Komisaris HAM Rusia Tatyana Moskalkova mengatakan tahanan perang yakni sembilan tentara Rusia dibebaskan. (Sergei Karpukhin/TASS)
Komisaris HAM Rusia Tatyana Moskalkova mengatakan tahanan perang yakni sembilan tentara Rusia dibebaskan. (Sergei Karpukhin/TASS)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Rusia dan Ukraina bertukar tahanan perang pertama dalam konflik yang berlangsung antara kedua negara saat ini. 

Komisaris Hak Asasi Manusia (HAM) Rusia Tatyana Moskalkova mengatakan sembilan tentara Rusia telah dibebaskan oleh Ukraina.

"Pertukaran pertama terjadi. Kami mendapatkan sembilan tentara laki-laki," kata Tatyana dalam sebuah wawancara dengan RT, yang membenarkan bila tentara Rusia ditukar dengan Wali Kota Melitopol Ivan Fedorov, dikutip dari kantor berita Rusia, TASS, Selasa (22/3/2022).

Sebelumnya, media melaporkan pertukaran sembilan tentara Rusia dengan Wali Kota Melitopol Ivan Fedorov, mengutip Kantor Presiden Ukraina.

Disebutkan kronologi penculikan Ivan Fedorov bermula ketika tentara Rusia merangsek memasuki Kota Melitopol yang berada di Ukraina selatan. Kota ini sempat dilaporkan menjadi kota pertama di Ukraina yang dikuasai Rusia selama agenda invasi.

Beberapa pekan lalu, parlemen Ukraina melaporkan di Twitter jika Ivan Fedorov diculik oleh 10 tentara Rusia. Ivan Fedorov diculik tentara Rusia bersenjata lengkap ketika dia berada di pusat krisis kota untuk mengurus masalah pasokan.

Dalam tayangan video beberapa pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengonfirmasi penculikan itu. Dia menyebut Ivan Fedorov sebagai seorang wali kota yang dengan berani membela Ukraina dan anggota komunitasnya. 

"Ini jelas merupakan tanda kelemahan para penyerbu. Mereka telah pindah ke tahap teror baru di mana mereka mencoba untuk secara fisik melenyapkan perwakilan dari otoritas lokal Ukraina yang sah," jelas Zelenskyy.

Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada 24 Februari, sebagai tanggapan atas permintaan para kepala republik Donbass, dia telah memutuskan untuk melakukan operasi militer khusus untuk melindungi orang-orang yang telah menderita pelecehan dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun. 

Pemimpin Rusia itu menekankan Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close