Rusia Beri Batas Waktu Pasukan Militer Ukraina Segera Letakkan Senjata di Mariupol

Nusantaratv.com - 21 Maret 2022

Kebakaran terlihat di Mariupol di daerah perumahan setelah penembakan di tengah invasi Rusia ke Ukraina 3 Maret 2022. (Twitter @AyBurlachenko melalui Reuters)
Kebakaran terlihat di Mariupol di daerah perumahan setelah penembakan di tengah invasi Rusia ke Ukraina 3 Maret 2022. (Twitter @AyBurlachenko melalui Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Konflik Rusia-Ukraina hingga hari ke-26, atau pada Senin (21/3/2022) semakin panas. Rusia pada Minggu (20/3/2022) waktu setempat meminta pasukan militer Ukraina untuk meletakkan senjata di kota pelabuhan timur Mariupol.

"Letakkan senjata Anda," kata Direktur Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia, Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev, dikutip dari Reuters, Senin (21/3/2022).

"Bencana kemanusiaan yang mengerikan telah berkembang. Semua orang yang meletakkan senjata dijamin bisa keluar dari Mariupol dengan aman," lanjutnya.

Kota Mariupol telah mengalami sejumlah serangan terberat sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Sebagian dari 400.000 penduduknya terjebak di kota dengan sedikit makanan, air, dan listrik.

Mizintsev mengatakan koridor kemanusiaan untuk warga sipil akan dibuka ke arah timur dan barat dari Mariupol pada pukul 10:00 pagi waktu Moskow, atau Senin (21/3/2022). 

Dia juga menyatakan Ukraina memiliki waktu hingga pukul 05:00 pagi waktu Moskow untuk menanggapi tawaran koridor kemanusiaan dan meletakkan senjata. Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas kegagalan membuka koridor semacam itu dalam beberapa pekan terakhir.

Mizintsev, tanpa memberikan bukti, mengatakan 'bandit' Ukraina, 'neo-Nazi' dan nasionalis telah terlibat dalam 'teror massal' dan melakukan pembunuhan besar-besaran di kota.

Mizintsev mengatakan Rusia tidak menggunakan senjata berat di Mariupol. Dia mengungkapkan Rusia telah mengevakuasi 59.304 orang ke luar kota, tetapi 130.000 warga sipil tetap sebagai sandera yang efektif di sana. 

Mizintsev juga menyebut 330.686 orang telah dievakuasi dari Ukraina oleh Rusia sejak dimulainya 'operasi militer khusus'. Sementara itu, Dewan kota Mariupol mengatakan di saluran Telegram-nya pada Sabtu (19/3/2022) malam waktu setempat, beberapa ribu penduduk telah 'dideportasi' ke Rusia selama sepekan terakhir.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Sabtu (19/3/2022) mengatakan serangan Rusia di Mariupol adalah 'teror yang akan diingat selamat berabad-abad yang akan datang'.

Invasi Rusia ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, membuat lebih dari 3 juta orang mengungsi dan menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi yang lebih luas antara Rusia dan Amerika Serikat (AS). Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan 'operasi militer khusus' di Ukraina diperlukan untuk melucuti senjata dan 'denazifikasi' tetangganya itu.
 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close