Rupiah melemah seiring pernyataan Fed akan terus perangi inflasi

Nusantaratv.com - 15 November 2022

Ilustrasi: Petugas menunjukkan uang pecahan Rp100.000 dan 100 dolar AS di jasa penukaran uang asing di Jakarta. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.
Ilustrasi: Petugas menunjukkan uang pecahan Rp100.000 dan 100 dolar AS di jasa penukaran uang asing di Jakarta. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.

Penulis: Alber Laia

Nusantaratv.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah seiring pernyataan pejabat bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed), yang akan terus memerangi inflasi.

Rupiah pagi ini melemah 25 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp15.545 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.520 per dolar AS.

"Lael Brainard, Wakil Gubernur The Fed, kemarin menyebutkan masih berlanjutnya upaya The Fed untuk memerangi inflasi di AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

Setelah laporan inflasi yang relatif stabil pada pekan lalu, The Fed optimistis upaya menaikkan suku bunga masih akan dapat menekan inflasi lebih lanjut dan bersiap untuk kenaikan 50 basis poin pada pertemuan Desember mendatang.

Brainard menekankan The Fed akan menghentikan sikap kebijakan moneter agresifnya, tetapi masih akan meningkatkan kebijakan suku bunga hingga dapat menurunkan tingkat inflasi di AS.

Walau dolar AS dan nilai imbal hasil surat berharga pemerintah AS nampak menguat, pelaku pasar juga masih nampak berhati-hati.

Sebelumnya komentar hawkish dari pejabat The Fed meredam harapan akan langkah pengetatan kebijakan moneter yang kurang agresif.

Gubernur Federal Reserve Christopher Waller mengatakan pada Minggu (13/11) bahwa pasar sekarang harus memperhatikan titik akhir kenaikan suku bunga, bukan kecepatan setiap langkah, dan titik akhir kemungkinan jalan keluar.

Komentar dari Waller mengikuti data inflasi yang lebih lemah dari perkiraan untuk Oktober yang menyebabkan reli pasar euforia minggu lalu, dengan S&P 500 mencatat kenaikan persentase mingguan terbesar di sekitar lima bulan.

Pedagang saat ini mengharapkan The Fed untuk menaikkan suku bunga pada bulan Desember setengah poin, dan mengharapkan tingkat terminal di kisaran 4,75-5 persen pada Mei 2023.

Dalam seminggu ke depan, investor akan memantau dengan cermat sejumlah data ekonomi, termasuk angka penjualan ritel pada hari Rabu.

Malam nanti laporan Empire State Manufacturing Index dan PPI AS berpeluang menggerakkan dolar AS.

Pada Senin (14/11) rupiah ditutup melemah 25 poin atau 0,16 persen ke posisi Rp15.520 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.495 per dolar AS.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close