Ribuan Warga Ajukan Petisi, Cari Keadilan Bagi Remaja Muslim Selandia Baru yang Jilbabnya Dirobek

Nusantaratv.com - 19 Februari 2022

Ilustrasi wanita muslim mengenakan jilbab. (Istimewa)
Ilustrasi wanita muslim mengenakan jilbab. (Istimewa)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Gadis remaja muslim bernama Hoda Al-Jamaa mengalami perlakuan tidak menyenangkan. Jilbabnya dirobek dalam serangan yang terekam kamera milik siswa lain.

Insiden itu membuat ribuan orang meluncurkan petisi online guna mencari keadilan bagi Hoda al-Jamaa yang menjadi korban Islamofobia. Petisi yang bertajuk 'Keadilan untuk Hoda', membela Hoda, seorang gadis muslimah 17 tahun yang kini menderita gegar otak sejak Rabu (16/2/2022). 

Gadis itu mengalami kekerasan rasial ketika jilbabnya dilepas oleh tiga gadis di Sekolah Menengah Wanita Otago di Dunedin, pekan lalu. "Dua gadis memegang saya dan satu memukul saya dan setelah saya jatuh ke tanah, dia masih memukul wajah dan tubuh saya. Saya sedang menunggu guru untuk membantu saya," kata Hoda al-Jamaa, seperti dikutip dari RNZ, Sabtu (19/2/2022).

Dia mengatakan gadis-gadis itu melepas jilbabnya dan memvideokannya, kemudian video itu sekarang telah dibagikan dengan anak laki-laki dan perempuan di sekolah. Hoda al-Jamaa menambahkan para pelaku berusaha melakukan hal yang sama kepada dua temannya. "Hijab saya adalah budaya dan agama saya. Jilbab saya adalah segalanya bagi saya dan saya mencintai jilbab saya dan gadis-gadis lain menyukai jilbab mereka," ungkapnya.

Para penyerang mencoba melakukan hal yang sama kepada dua teman Hoda al-Jamaa yang lain. "Itu bukan serangan kekerasan pertama yang dia lakukan dan bahkan sering menyebut teroris kepada siswa lain," lanjutnya.

Polisi setempat mengatakan mereka telah mengidentifikasi gadis-gadis yang terlibat dalam insiden itu dan telah meluncurkan penyelidikan. "Pada Rabu 9 Februari, sekelompok siswa Muslim dari SMA Putri Otago diserang secara verbal dan fisik oleh tiga siswa perempuan lainnya yang semuanya berusia remaja," kata polisi.

"Dalam perkelahian itu seorang remaja putri dirobek jilbabnya. Pertengkaran dan kemungkinan beredarnya video di media sosial, sangat memprihatinkan kita," tambahnya.

"Tiga tersangka pelaku telah diidentifikasi, dan penyelidikan aktif atas insiden tersebut sedang berlangsung," terang polisi.

Polisi menegaskan pertengkaran ini telah menyebabkan keresahan dan tekanan yang signifikan bagi gadis-gadis itu, keluarga mereka, dan komunitas Muslim yang lebih luas. "Kami menangani insiden ini dengan sangat mendesak dan hati-hati. Kekerasan atau perilaku yang mengancam termasuk yang melibatkan kebencian, permusuhan, atau prasangka mengenai ras, keyakinan, orientasi seksual, identitas gender, disabilitas, atau usia tidak dapat diterima," imbuhnya.

"Sekolah mengeluarkan pernyataan panjang yang mengatakan 'tidak ada toleransi untuk komentar tidak baik, rasisme, intimidasi atau bentuk diskriminasi lainnya'," jelasnya.

Kisah Hoda al-Jamaa bahkan menarik perhatian model asal Amerika keturunan Palestina-Belanda, Bella Hadid. "Itu membuatku marah dan sakit perut," tulis Bella Hadid di feed Instagram pribadinya pada Kamis (17/2/2022).

Dia berpesan seluruhnya perlu mengubah pola pikir penilaian segera. "Ajarkan teman-teman kita, anak-anak, orang tua, keluarga bahwa berhijab, menjadi Muslim, atau menjadi apa pun selain kulit putih pada umumnya, tidak sama dengan ancaman atau berbeda dari orang lain," tambah supermodel berusia 25 tahun itu.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close