RI-Cile Tanda Tangani Protokol Perdagangan jasa Dalam IC-CEPA

Nusantaratv.com - 21 November 2022

Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dan Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Internasional Chile Jose Miguel Ahumada menandatangani Protokol Perdagangan Jasa atau Trade in Service Agreement (TIS) dalam Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) di Jakarta, Senin. (ANTRA/ HO Biro Humas Kementerin Perdagangan)
Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dan Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Internasional Chile Jose Miguel Ahumada menandatangani Protokol Perdagangan Jasa atau Trade in Service Agreement (TIS) dalam Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) di Jakarta, Senin. (ANTRA/ HO Biro Humas Kementerin Perdagangan)

Penulis: Alber Laia

Nusantaratv.com - Indonesia dan Cile menandatangani protokol perdagangan jasa atau "trade in service agreement" (TIS) dalam Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA) di Jakarta.

Penandatanganan protokol tersebut dilakukan oleh Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan dan Wakil Menteri Hubungan Ekonomi Internasional Cile Jose Miguel Ahumada.

"Saya mengapresiasi hari ini kita akan menandatangani CEPA di bidang jasa dengan Cile. Negara ini punya potensi yang tinggi untuk kita memasarkan produk-produk dan jasa kita ke Amerika Latin, karena Cile merupakan negara maju di Amerika Latin," kata Mendag secara virtual di Jakarta, Senin.

Selain itu, lanjut Mendag, Cile juga memiliki sumber daya manusia (SDM) yang kuat dengan ekonomi terbaik di Amerika Latin.

Menurut Mendag, Indonesia pernah memiliki kerja sama dengan Cile yang berhasil meningkatkan perdagangan kedua negara hingga 1 miliar dolar AS.

"Saya kira, dua-tiga tahun mendatang kita harus bisa di atas 1 miliar dolar AS. Ini baru Cile. Kalau Cile kita jadikan hub untuk ekspansi saya kira bagus," ujar Zulkifi.

Mendag memaparkan, penandatanganan tersebut merupakan salah satu upaya Indonesia untuk mencapai misi menjadi negara maju pada 2045, di mana salah satunya yakni dibutuhkan diversifikasi pasar tujuan ekspor.

"Kita bisa menjadi negara maju kalau kita bisa ekspansi pasar, kita bisa menguasai pasar dunia," ungkap Mendag.

Saat ini, Mendag menyampaikan bahwa pasar tradisional tujuan ekspor Indonesia sedang mengalami pelemahan, sehingga berdampak pada permintaan produk asal Indonesia.

"Oleh karena itu, kalau kita ingin mengejar pertumbuhan 7 persen ya tidak ada pilihan, memang kita harus kembangkan pasar kita, terutama sampai  Amerika Latin, Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah, Eropa Timur, dan Asia Selatan," kata Zulkifli.

Sementara itu, Jose Miguel juga mengapresiasi penandatanganan tersebut, karena akan membuat kedua negara lebih dekat dan memberi manfaat bagi kedua negara.

"Jadi kami senang bahwa hari ini kami melakukan penandatanganan protokol melalui negosiasi ini. Hubungan perdagangan dan ekonomi kita akan ditempatkan pada tingkat kedewasaan dan prioritas baru, melipatgandakan sinergi untuk mengembangkan dan meningkatkan peluang dan bisnis," kata Jose.

Selain itu, lanjutnya, protokol tersebut akan memungkinkan kedua negara untuk sepenuhnya melayani sebagai platform ekspor dan impor untuk aliran layanan ke negara masing-masing.

"Dalam konteks ini, Indonesia akan dapat memanfaatkan peluang perdagangan baru. Dan di sisi lain, kita akan diuntungkan dari Indonesia, negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara," tukas Jose.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close