Nusantaratv.com - Tingginya curah hujan yang berlangsung sejak Jumat sore (7/10/2022) hingga Sabtu pagi (8/10/2022), menyebabkan ratusan rumah warga di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana Bali terendam banjir.
Dari pantauan pada Minggu (9/10/2022) sore genangan air di rumah warga RT 5 dan 6 Banjar Munduk, terlihat masih banyak. Bahkan air sedalam mata kaki masuk di beberapa rumah warga. Lokasi dua RT ini memang menjadi langganan banjir setiap hujan deras.
Hujan dengan intensitas tinggi terjadi hampir merata seluruh Jembrana. Menurut keterangan warga setempat,
hujan yang mengguyur sejak Jumat sore hingga Minggu dini hari menyebabkan banjir merata hampir di seluruh desa Pengambengan.
"Mulai saya di sini sudah 8 tahun, tidak pernah tidak kebanjiran. Setiap tahun (kebanjiran)," kata Rohman (39) warga RT 5 Banjir Munduk, Minggu (9/10/2022) sore.
Menurutnya, air banjir yang masih menggenangi beberapa rumah warga ini, karena saluran drainase atau got yang ada di sekitar banjar lebih tinggi dari halaman rumah warga dan cenderung tidak berfungsi alias mampet. Sehingga ketika hujan otomatis rumah warga terlebih dulu terendam air.
"Parit besar sama daerah (rumah) sini ini, tinggian paritnya. Gimana mau naik ke sana, kan nggak bisa. Mau nggak mau di sana (parit) harus di dalami, baru tiap tiap gang ini di buat parit kecil baru bisa," ujarnya.
Kondisi ini, lanjutnya, sangat mengganggu aktivitas warga. Bahkan beberapa warga yang sudah lanjut usia harus beraktivitas dalam rumah yang penuh dengan air terutama pondasi rumah yang rendah. Namun, dirinya beruntung memiliki pondasi rumah yang sudah di tinggikan. "Kalau yang rendah, air semua masuk ke dalam, basah semua kasur kasur," tuturnya.
Rohman mengaku, tahun lalu sempat mengalami banjir hingga semua perabotan elektronik dalam rumah rusak karena terendam air. "Tahun yang lalu, kulkas, mesin cuci, sanyo habis semua peralatan," keluhnya, mengutip Detikbali.
Ketua RT 6 Banjar Munduk, Mohammad Elyas mengatakan, genangan air banjir yang terjadi sudah menjadi langganan setiap kali datang musim hujan terutama di RT 5 dan RT 6. Selain lokasi daratan lebih rendah dari daerah lain, saluran air atau drainase yang sangat kecil dan tidak berfungsi normal.
"Ada dua RT lima dan RT enam yang paling rendah itu. Setiap ada hujan pasti kelem dulu, sisanya baru ke buang ke laut gitu," kata Elyas ditemui detikBali.
Dua RT ini, kata Elyas, ada sekitar 200 KK yang masih terendam air. Bahkan genangan air tersebut hingga seminggu baru bisa surut. Sehingga harus membeli air bersih untuk dikonsumsi. "Ada sekitar 200 KK di sini yang paling sering terendam," ungkapnya.
Terkait bantuan drainase yang sudah dilakukan penggarapan, kata Elyas, untuk saat ini belum berfungsi karena memang pembuatan drainase belum selesai. "Belum selesai. Belum ada fungsinya sama sekali, bahkan nambahin beban air yang di sini," imbuhnya.
Dia berharap pemerintah segera menyelesaikan penggarapan drainase tersebut, mengingat musim hujan sudah mulai dan kemungkinan hingga awal tahun akan sering turun hujan. "Mudah mudahan cepat diselesaikan, kalau tidak akan sering berenang rumah warga," tukasnya.