Ramalan Jayabaya Dikaitkan dengan Banjir Demak dan Selat Muria, Begini Penjelasannya

Nusantaratv.com - 22 Maret 2024

Banjir Demak (TikTok @penjelajahnusantara9)
Banjir Demak (TikTok @penjelajahnusantara9)

Penulis: Adiansyah

Nusantaratv.com - Bencana alam berupa banjir parah terjadi di Demak, Jawa Tengah hingga menimbulkan simpati banyak publik.

Banjir Demak disebabkan tanggul Sungai Irigasi Jratun Seluna, di Dukuh Tugu, Desa Ngemplik Wetan, Kecamatan Karanganya jebol pada Minggu 17 Maret 2024 sore. 

Banjir kain parah saat titik tanggul yang jebol bertambah. Sedikitnya ada 88 desa yang tercatat terendam banjir sehingga memaksa puluhan ribu warga mengungsi.

Adanya kejadian tersebut menimbulkan berbagai spekulasi soal muncuknya kembali Selat Muria dan bencana yang terjadi dengan ramalan Jayabaya.

Dalam ramalan Jayabaya memprediksi akan adanya bencana alam dahsyat di Pulau Jawam termasuk gempa bumi, letusan gunung, dan luapan sungai. 

Oleh karenanya, tak sedikit yang menghubungkan peristiwa banjir di Demapk dengan ramalan tersebut.

Ramalan itu juga mengatakan akan terjadinya bencana dahsyat yang membuat Pulau Jawa terbelah, sehingga menyisakan separuh penduduk yang berhasil selamat.

Tak sedikit juga yang mengaitkan tentang peningkatan aktivitas Gunung Slamet dengan Ramalan Jayabaya. Hal ini dengan dugaan bahwa letusan gunung tesebut dapat menimbulkan terbelahkan Pulau Jawa.

Banjir Demak dihubungkan dengan ramalan Jayabaya hingga muncul spekulasi tentang kemungkinan kembalinya muncul Selat Muria karena hilang usai mengalami kekeringan.

Banjir Demak (antara)

Selat Muria sendiri merupakan selat yang pernah ada, menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Muria.

Mengutip dari berbagai sumber, Selat Muria dulunya adalah daerah perdagangan yang ramai dengan kota-kota perdagangan seperti Jepara, Demak, Pati, dan Juwana. 

Sekitar 1657 endapan sungai yang bermuara di selat tersebut terbawa ke laut, sehingga selat itukian dangkal dan hilang, sehingga Pulau Muria pun menyatu dengan Pulau Jawa.

Kemudian pada masa glasial kira-kira 600.000 tahun lalu, Gunung Muria serta pegunungan kecil di Patiayam bergabung dengan dataran utama Pulau Jawa. 

Hal tersebut terjadi saat suhu bumi turun dalam waktu lama. Sehingga permukaan laut pun di masa itu turun dengan ata-rata 100 meter. Tetapi pada interglasial, kondisi tersebut berbalik. 

Suhu bumi pun meningkat yang menyebabkan es mencair. Hasilnya, volume air laut meningkat membuat dataran Gunung Muria serta Pulau Jawa terpisah oleh laut dangkal yang tak terlalu lebar hingga pada akhinya jadi selat. 

Kemudian dalam perkembangannya, Selat Muria sendiri adalah jalur perdagangan dan transportasi yang ramai dilalui saat itu. 

Selat Muria menjadi jalan penghubung antar masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa dengan yang tinggal di pulau lain.

Sementara itu, terkait Ramalan Jayabaya dengan kondisi Demak saat ini tentu sesuai dengan kepercayaan masing-masing. 

Semua yang sudah atau yang akan terjadi telah ditentukan Tuhan dan sebagai manusia hanya bisa berserah diri.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close