Puskesmas Nunukan ajari Kaum Ibu Masak Makanan Kaya Protein untuk Anak

Nusantaratv.com - 30 Januari 2024

Ilustrasi - Petugas Puskesmas Nunukan melakukan penimbangan berat anak dan memberikan demo masakan makanan tinggi protein di Posyandu Bambu, Kelurahan Nunukan Tengah, Nunukan. (ANTARA/HO-Dokpim Nunukan)
Ilustrasi - Petugas Puskesmas Nunukan melakukan penimbangan berat anak dan memberikan demo masakan makanan tinggi protein di Posyandu Bambu, Kelurahan Nunukan Tengah, Nunukan. (ANTARA/HO-Dokpim Nunukan)

Penulis: Alber Laia

Nusantaratv.com - Puskesmas Nunukan mengajarkan ibu-ibu memasak Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) kaya protein, sebagai salah satu upaya meningkatkan gizi anak dan mencegah stunting.
 
“Tujuan besarnya adalah memberantas stunting melalui edukasi pemberian makanan sehat kaya protein kepada anak,” kata Kepala Puskesmas Nunukan, dr. Rini, di Nunukan, Selasa.
 
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis. Anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan lebih rendah dari standar usianya.
 
Menurut data Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia pada 2023 mencapai 27,67 persen.

Salah satu faktor penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi pada anak usia di bawah dua tahun (baduta). Pada usia itu, anak membutuhkan nutrisi optimal untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan otaknya.
 
Oleh karena itu, Puskesmas Nunukan berupaya memberikan edukasi kepada ibu-ibu yang memiliki balita tentang pentingnya MP-ASI kaya protein. MP-ASI adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi usia enam bulan ke atas sebagai pelengkap ASI.
 
“MP-ASI harus mudah dikonsumsi dan dicerna oleh bayi, serta mengandung nutrisi yang seimbang, terutama protein yang berperan dalam pembentukan sel-sel baru, termasuk sel otak,” kata dr. Rini.
 
Dalam demo masak tersebut, para ibu diajarkan cara membuat MP-ASI kaya protein dari bahan-bahan yang mudah didapat, seperti tahu, tempe, ikan, telur, dan sayuran.
 
Selain itu, mereka juga mendapatkan cendera mata berupa susu dan pampers untuk balitanya.
 
Kegiatan ini juga dihadiri oleh kader posyandu dan masyarakat setempat. Mereka mendapatkan penyuluhan tentang cara mencegah dan menangani stunting pada anak.
 
Rini berharap kegiatan itu membuat para ibu dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola MP-ASI kaya protein.
 
“Kami juga berharap, angka stunting di wilayah kami dapat menurun,” ujar dr. Rini.
 
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Provinsi Kalimantan Utara mampu menurunkan stunting hingga 5,4 persen, dari 27,5 persen pada 2021 menjadi 22,1 pada 2022, dan masuk dalam tiga besar nasional provinsi di Indonesia dengan penurunan stunting di atas lima persen.
 
Adapun prevalensi stunting di Kabupaten Nunukan masih mencapai 30,5 persen.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close