Puasa Ramadhan, Wapres: Momentum Meningkatkan Ketakwaan

Nusantaratv.com - 01 April 2022

Wapres KH Ma'ruf Amin. (RR/RJP, BPMI-Setwapres)
Wapres KH Ma'ruf Amin. (RR/RJP, BPMI-Setwapres)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin mengingatkan umat Islam untuk melaksanakan ibadah puasa di Bulan Suci Ramadhan yang muaranya menghasilkan ketakwaan.

Dia menilai ibadah puasa di bulan Ramadhan bukan hanya untuk menahan aktivitas makan, minum dan hubungan seksual. Namun, kata Wapres, bisa mengendalikan dirinya untuk menjadi orang yang bertakwa. 

"Saya mengharapkan bulan Ramadhan kali ini bisa menjadi momentum untuk meningkatkan ketakwaan kita, tumbuhnya solidaritas bangsa, serta kita bisa keluar dari pandemi," ujar Wapres KH Ma'ruf Amin saat menghadiri kegiatan Syiar Islam dan Tarhib Ramadan 1443H secara virtual, yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI), di Jakarta, Kamis (31/3/2022). 

Tujuan puasa, kata pria kelahiran Tangerang, Banten, 79 tahun silam itu, adalah membentuk orang yang bertakwa sebagaimana firman Allah SWT dalam Qs Al-Baqarah ayat 183, yang berbunyi: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa". 

Menurut para ulama, kata Wapres, ketakwaan merupakan kepatuhan terhadap perintah-perintah Allah, baik dalam melaksanakan perintah-Nya, maupun menjauhi segala larangan-Nya. Apabila berpuasa tidak menghasilkan ketakwaan, jelas orang nomor du di Tanah Air itu, maka hanya akan mengalami lapar dan dahaga saja.

Diingatkannya, orang yang paling mulia di sisi Allah hanyalah orang yang bertakwa, bukan karena keturunan, ras, suku bangsa, harta maupun jabatan. "Karena apa? Karena memang ras, dan keturunan itu hanya melekat sejak lahir, bukan karena upaya dia untuk menjadi orang baik," imbuhnya.

Di sisi lain, dengan berpuasa, kata Wapres, juga dilatih untuk dapat mengendalikan diri, jujur, dan memiliki solidaritas sosial yang tinggi. "Orang yang melaksanakan puasa dengan pemenuhan ketiga nilai atau prinsip tersebut, yakni pengendalian diri, kejujuran, dan solidaritas sosial, dia akan menjadi bersih tanpa dosa," terangnya.

Dia juga mengajak untuk menghormati dan mensyiarkan Ramadhan sebagai bulan penuh kasih sayang dan ampunan. Hakikat puasa tidak hanya ditujukan sebagai pengendalian diri secara lahiriah, tetapi juga meliputi pengekangan ego dari semua nafsu, sikap dan tindakan tercela, atau kemaksiatan. "Naluri manusia memang memiliki keinginan-keinginan (nafsu), baik nafsu biologis, materi, maupun kekuasaan," ungkapnya.

Selain itu, puasa juga membentuk nilai kejujuran karena tidak ada yang mengetahui kebenaran seseorang berpuasa atau tidak, kecuali dirinya sendiri dan Allah SWT. "Dalam ibadah puasa ini, terkandung pula nilai kejujuran yang tinggi karena bisa saja seseorang berpura-pura puasa di hadapan umum, tetapi sebenarnya dia tidak berpuasa," urainya.

Wapres menambahkan solidaritas sosial dibangun dengan memperbanyak sedekah selama Ramadhan dan menunaikan zakat fitrah pada Idul Fitri. Dalam hal ini, umat Islam perlu didorong agar tidak berperilaku konsumtif selama Ramadhan, tetapi berempati dengan sedekah.

"Bulan Ramadhan ini kita jangan menjadi konsumtif. Bukan karena kita memang pedit (pelit) atau dia kurang mau mengeluarkan hartanya, tapi justru kita mengurangi konsumsi, tapi memperbanyak sedekahnya," ucap Wapers.

Solidaritas sosial yang tinggi tersebut, menurut Wapres, kian penting di tengah situasi pandemi Covid-19 mengingat banyak masyarakat yang terdampak pandemi. Untuk itu, Wapres mengajak umat Islam di Indonesia menyegerakan zakat harta pada Ramadhan ini meskipun zakat harta umumnya ditunaikan setahun sekali ketika mencapai nisab.

"Saya anjurkan, walaupun misalnya zakat harta itu dilakukan sesuai dengan haul, maka justru digunakanlah bulan puasa ini, ditakjilkan, tetapi dibiasakan untuk mengeluarkan zakat hartanya di bulan Ramadan," ajak Wapres.

"Karena banyak orang yang membutuhkan, termasuk juga dalam menghadapi lebaran nanti, apalagi dalam suasana pandemi ini banyak masyarakat yang berkekurangan," lanjutnya.

Wapres juga menegaskan pengendalian diri, kejujuran, dan solidaritas yang tinggi perlu dipupuk dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, sejumlah persoalan sosial, seperti korupsi, pencurian, penyalahgunaan wewenang, dan minuman keras, muncul sebagai ekspresi keinginan yang tidak disertai kepemilikan ketiga nilai ini.

"Oleh karenanya, ketiga nilai ini harus diwujudkan tidak hanya selama bulan Ramadhan, tetapi juga di hari-hari di luar Ramadhan," tukas Wapres KH Ma'ruf Amin. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close