Protes Pembantaian Warga Ukraina di Kota Bucha, Pria Inggris Lompat dari Puncak Apartemen yang Dibom

Nusantaratv.com - 25 April 2022

John Bream asal Inggris melompat dari puncak apartemen yang dibom di Bucha, Ukraina. (Express)
John Bream asal Inggris melompat dari puncak apartemen yang dibom di Bucha, Ukraina. (Express)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Tentara Rusia masih terus melancarkan serangan ke wilayah Ukraina. Salah satunya di Kota Bucha. 

Menyaksikan Kota Bucha yang porak poranda, seorang pria asal Inggris bernama John Bream nekat terjun dari ketinggian 40 meter apartemen yang hancur akibat rudal.

Aksinya tersebut dilakukan sebagai bentuk protes atas invasi Rusia di Kota Bucha. Beruntung, pemuda yang mendapat julukan 'the flying fish' itu tidak terluka. Dia bagian dari kelompok 'Van Tanpa Batas', anggota terjun payung profesional. Ketika Bream melompat dari ketinggian apartemen, dia dengan cepat mengembangkan parasut untuk melayang. 

Dikutip dari Express, Senin (25/4/2022), 'Van Tanpa Batas' diorganisir oleh Jack Ross yang telah pergi ke Ukraina untuk membantu memberikan bantuan makanan bagi orang-orang yang terjebak oleh perang.

Sebelumnya Bream telah menjadi berita utama pada 2020 ketika dia memecahkan rekor dunia untuk lompatan tanpa parasut sejauh 140 kaki (42,672 meter) dari helikopter ke dalam air.

Lompatan itu terjadi pada Minggu (24/4/2022) yakni hari paling suci tahun ini di Ukraina di mana orang-orang di sana memperingati hari Paskah Ortodoks. Bream memilih lokasi tersebut karena di sanalah pembantaian warga Ukraina oleh pasukan Vladimir Putin terjadi hampir dua pekan lalu.

"John adalah pria yang hebat dan dia ingin menyoroti penderitaan Ukraina," kata Ross.

"Kami (tiga pemuda Inggris) telah membawa bantuan kepada individu yang rentan di seluruh Ukraina, dan telah memelopori rute bantuan baru, langsung dari Krakow (Polandia) ke kota-kota Ukraina yang sebelumnya tidak terjangkau (dengan bantuan internasional langsung)."

"Kami telah mengirimkan berbagai barang mulai dari daging kaleng, pakaian dan air hingga lilin dan baterai, tergantung pada kebutuhan lokal, kepada anak yatim, orang tua, orang cacat, dan keluarga yang terjebak," tambah Ross.

"Selain itu, kami telah menjalin kontak lokal yang memungkinkan kami melewati wilayah tersebut ke area yang tidak dapat diakses oleh orang lain untuk memastikan komunitas yang baru saja dibebaskan juga memiliki akses ke pasokan vital."

"Kami juga berencana untuk mengevakuasi warga sipil yang terdampar dari daerah yang akan segera diserang," tukas Ross.
 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close