“Persoalan lingkungan hidup terjadi di sekitar kita dan menjadi bagian dari pergumulan kita bersama. Kita sungguh merasakan akibat dari krisis ekologi yang terjadi sekarang, seperti kekeringan, banjir, tanah longsor, dan lain-lain. Dalam konteks ini, Paus Fransiskus melihat akar manusia yang sangat kuat dari krisis ekologi yang terjadi sekarang,” katanya.
Setelah melihat situasi konkret yang terjadi, Romo Beben kemudian mengajak peserta untuk merefleksikannya dalam terang kisah penciptaan. Bahwasannya, alam dan segala sesuatu yang ada di dalamnya, telah diciptakan Allah baik dan sempurna adanya. Ini menjadi dasar panggilan kita untuk menjaga, merawat dan memelihara alam dan keutuhan ciptaan. Dalam inspirasi Laudato Si, sikap yang paling penting dan mendesak adalah pertobatan ekologis.
“Kita perlu berikhtiar bersama untuk membentuk habitus baru dalam cara pandang dan sikap kita terhadap alam. Itu bisa dilakukan melalui promosi-promosi yang disampaikan melalui media sosial dan aksi konkret membuang sampah pada tempatnya, melestarikan hutan, menanam pohon pada tanah-tanah yang tandus,” cetusnya.
Literasi ekologi diakhiri dengan pengucapan ikhtiar dan janji dari peserta yang diwakili oleh dua orang utusan setiap tingkat untuk menjaga, merawat dan memelihara kelestarian alam dan keutuhan ciptaan melalui aksi-aksi konkret seperti membersihkan sampah, penghijauan, dan lain-lain.
Semua mahasiswa yang menjadi peserta kegiatan literasi ini sangat antusias dan terlibat aktif mengajukan pertanyaan-pertanyaan diskusi kepada kedua pemateri.
Maria Ratu Rosari Duwung, selaku koordintor kegiatan literasi ini menyampaikan rasa bangganya atas momen berharga ini, terutama atas informasi-informasi penting mengenai kasus kekerasan terhadap anak dan cara-cara untuk mengatasinya dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami sangat bersyukur karena boleh mendapatkan informasi yang memadai tentang bagaimana membela dan memperjuangkan hak-hak dasar anak dan memperjuangkan kelestarian alam dan keutuhan ciptaan. Kami berkomitmen untuk terlibat aktif menjadi pelapor kasus kekerasan seksual terhadap anak dan kampanye ekologis untuk menyelamatkan ibu bumi,” tukas Maria.