Nusantaratv.com - Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyambut para pemimpin negara di KTT G20 dari lobi bagian dalam The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali.
Setelah berjabat tangan, Jokowi akan berfoto bersama tamunya dengan instalasi backdrop yang didominasi warna merah dan biru dengan simbol G20 di tengah.
“Instalasi menyerupai tiga api sebagai simbol dari tiga topik yang diangkat oleh bangsa Indonesia pemerintah untuk acara ini," kata Konsultan Visual Kreatif KTT G20 Elwin Mok, kepada Tim Komunikasi dan Media G20, di Nusa Dua, Bali, Selasa, 15 November.
Sebagai pemegang kekuasaan kepresidenan, Presiden Joko Widodo memiliki hak istimewa untuk menentukan masalah yang akan dibahas dalam konferensi. Tiga pilar utama adalah Arsitektur Kesehatan Global, Transisi Energi Berkelanjutan, dan Transformasi Digital.
Selain melambangkan tema, kata Elwin, kobaran api juga menggambarkan semangat yang membara dalam mengundang dunia untuk tumbuh bersama melalui tema puncak Pulihkan Bersama, Pulihkan Lebih Kuat juga menggambarkan karakteristik Indonesia.
“Indonesia berada di ring of fire, artinya ada banyak gunung berapi di Indonesia,” katanya.
Instalasi yang terbuat dari besi ini dibuat oleh tim kreatif di bawah koordinasi G20 Tim Asistensi dan Kemitraan yang merupakan bagian dari National Organizing Committee G20 Kepresidenan. Terdiri dari tiga panel, bangunan logam ini berukuran tinggi 7,2 meter, 8,8 meter panjang dan lebar 2,2 meter.
“Proses produksinya memakan waktu dua bulan,” kata Elwin.
Rubi Roesli, desainer instalasi backdrop, menjelaskan bahwa patung tersebut terbuat dari besi berlubang yang dibentuk dan dieksekusi melalui proses pemotongan laser. Tim kreatif sudah berdiskusi dengan Koordinator Tim Asistensi G20 Wishnutama dan juga Sekretariat Negara untuk menyelesaikan desain.
Proses diskusi dan desain kreatif, kata Rubi, memakan waktu cukup lama dan dilalui berbagai perubahan desain untuk mengakomodasi semua aspirasi dan ide hingga desain akhir diamankan sebelum pertengahan tahun ini.
"Setelah itu masuk ke proses produksi," kata Rubi.
Sebagai tim kreatif, Elwin dan Rubi juga bolak-balik ke bengkel untuk memantau kemajuan.
"Ketika Anda melihatnya di bengkel, itu terlihat terlalu besar. Namun, ternyata pas secara proporsional setelah dipasang di Apurva,” kata Rubi.
Setelah selesai, ketiga panel itu kemudian terbang ke Bali sebulan yang lalu. Pemasangan latar belakang ini tidak semudah kelihatannya. Tim dekorasi harus cari tahu bagaimana membuatnya sesuai dengan area dan tidak akan terganggu oleh gunung besar Apurva- berbentuk patung atau kayon raksasa yang sudah ada di tempatnya.
"Kami sedang mencari solusi tentang bagaimana tutup agar tidak mengganggu visual," kata Elwin.
Tim kemudian membuat kotak besi hitam untuk menutupi patung kuning tersebut. Akibatnya, latar belakang instalasi tempat para pemimpin G20 bersalaman dan berjabat tangan dengan Presiden Joko Widodo selesai seperti yang diinginkan.
“Dikenal secara visual untuk G20,” kata Rubi.
Itu bukan satu-satunya tantangan nyata. Tim juga harus mempertimbangkan lokasi patung di tengah lobi paviliun Apurva selama desain awal.
"Posisi itu ada di terowongan angin, di ujungnya material yang dipilih adalah besi berlubang agar tidak roboh diterpa angin,” kata Rubi.
Bahkan setelah selesai, masih ada perubahan yang diminta oleh tim panitia G20. Satu dari diantaranya adalah penambahan simbol G20 dalam ukuran yang lebih kecil di seluruh latar belakang. Pada awalnya desain, logo G20 besar hanya di tengah.
"Agar Anda tetap dapat melihatnya meskipun Anda memperbesar," pungkas Rubi.
Hotel Apurva Kempinski yang terletak di Nusa Dua Bali merupakan tempat diselenggarakannya KTT G20. Selain konferensi, kepala negara dan pemerintahan juga dijadwalkan makan siang di Bamboo Kubah di halaman belakang Apurva, yang berjarak puluhan meter dari tepi Samudera Hindia.