Presiden Baru Korea Selatan Hadapi Dua Masalah Besar

Nusantaratv.com - 10 Mei 2022

Presiden Baru Korea Selatan Yoon Suk-yeol resmi dilantik pada 10 Mei 2022. (Reuters)
Presiden Baru Korea Selatan Yoon Suk-yeol resmi dilantik pada 10 Mei 2022. (Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Presiden baru Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk-yeol, bakal menghadapi dua masalah besar saat mengambil alih kepemimpinan negara itu.

Dua masalah besar tersebut, yakni Korea Utara (Korut) yang menguji senjata baru dan inflasi yang mengancam pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 selama hampir dua tahun terakhir.

Dikutip dari Reuters, Selasa (10/5/2022), Yoon memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Maret 2022. Pada 10 Mei, mantan jaksa agung berusia 61 tahun itu akan dilantik menggantikan presiden sebelumnya, Moon Jae-in, di depan parlemen di Seoul.  

Pencalonan Yoon itu terjadi setelah dia dirayu oleh kelompok konservatif karena menunjukkan sifat yang tidak kenal kompromi saat mengajukan kasus tuduhan suap terhadap seorang pembantu utama Presiden Moon Jae-in.

Dalam kampanye Pilpres, Yoon telah berjanji memberantas korupsi, mendorong keadilan dan menciptakan lapangan permainan ekonomi yang lebih setara, sambil mencari 'tombol reset' dengan China. 

Dia juga menjanjikan menunjukkan sikap yang lebih keras terhadap Korut yang tertutup, yang telah mencetak rekor peluncuran rudal dalam beberapa bulan terakhir.  Yoon menghadapi tantangan untuk menyatukan negara berpenduduk 52 juta jiwa, yang terbelah oleh perbedaan gender dan generasi, meningkatnya ketidaksetaraan, dan melonjaknya harga rumah.

Di sisi lain, inflasi Korsel naik ke level tertinggi lebih dari 13 tahun pada bulan lalu karena invasi Rusia ke Ukraina yang mengakibatkan harga komoditas melonjak, meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral, yang dapat mengancam prospek pertumbuhan ekonomi.

Yoon bisa menuai simpati komunitas internasioanl atas Korut dalam beberapa hari dalam melakukan uji coba nuklir pertamanya dalam lima tahun, seperti yang diduga pejabat Amerika Serikat (AS) dan Korsel.

Korut telah melanggar komitmen moratorium peluncuran nuklir dan misil balistik antarbenua (intercontinental ballistic missile/ICBM) yang diumumkannya kepada masyarakat internasional dengan melakukan peluncuran sebuah misil balistik jarak jauh yang diperkirakan adalah ICBM, pada Kamis (24/3/2022).

Yoon telah berjanji untuk memperkuat kemampuan pencegah sekutu AS yang setia itu saat menghadapi ancaman Korut yang terus berkembang, sambil mencari pengaturan ulang hubungan dengan China. Kedua isu tersebut kemungkinan akan mendominasi pertemuan puncak pertamanya dengan Presiden AS Joe Biden bulan ini.

Yoon secara resmi menjalankan tugasnya pada pada Senin(9/5/2022) tengah malam dengan upacara membunyikan lonceng di Paviliun Bosingak di pusat kota Seoul.

Pelantikan Yoon akan diadakan di halaman depan parlemen, dihadiri oleh sekitar 40.000 orang. Sekitar 300 tamu asing, termasuk Wakil Presiden China Wang Qishan, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi, dan Douglas Emhoff, yang merupakan suami dari Wakil Presiden AS Kamala Harris.

Pelantikan presiden Korsel bertajuk 'Lagi, Republik Korea! Sebuah negara baru dari rakyat' yang mencerminkan komitmen Yoon kepada rakyat dan menyelesaikan perpecahan regional, kelas dan generasi serta membangun persatuan.

Setelah pelantikan, Yoon akan mulai bekerja di kantor baru di bekas gedung Kementerian Pertahanan di dalam kompleks yang sangat luas. Yoon mendobrak tradisi puluhan tahun. Pada Minggu (20/5/2022), dia mengumumkan akan memindahkan kantor kepresidenan dari Gedung Biru ke kompleks Kementerian Pertahanan.

Seperti dilansir Reuters, langkah ini diperkirakan menelan biaya US$40 juta atau Rp581,5 miliar, di mana upaya itu mendapat kritikan dari Moon Jae-in. (Rafli Dwidani) 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close