Nusantaratv.com - Menteri Kesehatan Prancis Francois Braun mengatakan, ada sekitar 1.700 kasus cacar monyet yang tercatat di negaranya saat ini.
Mayoritas pasien yang terpapar cacar monyet adalah para pelaku homoseksual. "Profil (para pasien) kebanyakan adalah laki-laki yang pernah melakukan hubungan seksual dengan laki-laki lain, tetapi seseorang juga dapat terinfeksi melalui kontak dengan lepuh pasien," ujar Braun dalam sebuah wawancara dengan BFM TV, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (26/7/2022).
Braun mengatakan sebagian besar infeksi terjadi di wilayah Paris. Dia juga meminta pasien yang memiliki lesi atau gejala lain untuk mengisolasi diri sesegera mungkin.
Disebutkannya, saat ini Prancis telah membuka sekitar 100 pusat vaksinasi cacar monyet, di mana lebih dari 6.000 warga telah menerima dosis pencegahan. Braun mengungkapkan dia tidak melihat ancaman besar bagi masyarakat umum. Ditambahkannya, pemerintah akan memfokuskan kampanye vaksinasi pada kelompok sasaran yang dianggap paling berisiko.
Pada Sabtu (23/7/2022), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menetapkan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Hingga status itu diumumkan, WHO sudah mengonfirmasi setidaknya 16 ribu kasus penyakit tersebut di lebih dari 75 negara.
"Meskipun saya menyatakan PHEIC, untuk saat ini wabah (cacar monyet) terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan seksual," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Kendati dinyatakan sebagai PHEIC, ungkap dia, risiko wabah cacar monyet moderat secara global, kecuali di Eropa. Ghebreyesus mengungkapkan, risiko penyebaran atau penularan penyakit tersebut tinggi di Benua Biru.
Terbaru, Komisi Eropa telah menyetujui penggunaan vaksin Imvanex buatan perusahaan bioteknologi asal Denmark, Bavarian Nordic, untuk vaksinasi dalam rangka pencegahan penyebaran cacar monyet di Benua Biru. Kabar tentang persetujuan itu diumumkan Bavarian Nordic pada Senin (25/7/2022).
Bavarian Nordic mengungkapkan, persetujuan itu berlaku di semua negara anggota Uni Eropa serta di Islandia, Liechtenstein, dan Norwegia. "Ketersediaan vaksin yang disetujui dapat secara signifikan meningkatkan kesiapan negara-negara untuk memerangi penyakit yang muncul, tetapi hanya melalui investasi dan perencanaan terstruktur dari kesiapan biologis," terang Kepala Eksekutif Bavarian Nordic Paul Chaplin.
Sebelumnya Uni Eropa hanya menyetujui vaksin Bavarian untuk mengobati cacar. Namun pekan lalu, European Medicines Agency (EMA) merekomendasikan vaksin tersebut untuk penanganan wabah cacar monyet di Benua Biru. Amerika Serikat (AS) dan Kanada sudah terlebih dulu memberi persetujuan serupa.