Prabowo Mau Bangun 300 Fakultas Kedokteran, IDI: Sangat Berlebihan

Nusantaratv.com - 07 Februari 2024

Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto

Penulis: Arfa Gandhi

Nusantaratv.com - Janji Prabowo yang akan membangun 300 fakultas kedokteran jika terpilih menjadi Presiden mulai tahun 2024, mendapat respon dari Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi.

Sebelumnya, pada debat terakhir Pilpres 2024 yang digelar pada Minggu (4/2/2024) lalu, Prabowo mengatakan, Indonesia masih kekurangan 140.000 dokter. Karena itu Ia ingin membangun 300 fakultas kedokteran guna mengatasi kekurangan sumber daya dokter di dalam negeri.

Menurut Prabowo, hal ini dapat meningkatkan kemakmuran dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat Indonesia. Selain membangun fakultas kedokteran, Prabowo juga berjanji akan membangun rumah sakit modern di setiap kabupaten/kota dan puskesmas modern di setiap desa.

Akan tetapi menurut Adib, pembangunan 300 FK tersebut sangat berlebihan. Sebab, persoalan kekurangan dokter di Indonesia bukan karena kurangnya lembaga pendidikan, melainkan faktor biaya pendidikan kedokteran yang mahal.

"Sangat berlebihan. Jadi 300 fakultas kedokteran itu sangat-sangat berlebihan," ujar Adib dalam keterangan persnya, seperti dilansir video resmi yang dibagikan PB IDI pada Selasa (6/2/2024).

"Kenapa saya katakan begitu tadi? Yang menjadi masalah yang belum tersampaikan pada saat bicara tentang kebutuhan FK, saya kira masyarakat sudah tahu bahwa yang menjadi masalah di dalam pendidikan kedokteran adalah pembiayaan pendidikan kedokteran yang masih mahal," jelasnya.

Dengan demikian, Adib menilai mestinya persoalan tingginya biaya kuliah kedokteran inilah yang harus diintervensi oleh pemerintah.

Adib hanya khawatir nantinya bakal banyak dokter yang menganggur jika dibuka 300 FK dan tidak memperhitungkan aturannya.

"Kalau sekarang dibuka kemudian 300 FK, yang itu kemudian tidak diikuti dengan sebuah aturan dan tidak memperhitungkan terkait dengan kebutuhan maka kita lima tahun lagi akan dihadapkan overload," jelas Adib.

"Pada bahasa kami, mohon maaf, akan muncul pengangguran intelektual, profesional yang sebenarnya sangat dibutuhkan oleh negara, yakni profesi dokter lalu dia tidak mendapatkan tempat pekerjaan karena saking banyaknya," ujarnya.

 

 

​​​​​​

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close