Polri: Korban Kecelakaan Lalu Lintas Lebih Banyak dari Perang

Nusantaratv.com - 14 Juni 2022

Ilustrasi. (Net)
Ilustrasi. (Net)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Korlantas Polri mengatakan angka korban kecelakaan di jalanan sangat tinggi, bahkan melebihi korban perang. Ini diungkap Kakorlantas Polri Irjen Pol Firman Shantyabudi.

"Ternyata juga dari data korban kecelakaan lalu lintas lebih banyak daripada korban akibat perang ataupun penyakit," ujar Firman di Polda Metro Jaya, Senin (13/6/2022).

Sementara menurut penjelasan Kementerian Perhubungan pada bulan lalu, mengutip data data kecelakaan lalu lintas Korlantas Polri pada 2021, ada ratusan ribu korban kecelakaan. Angka tepatnya 103.645 kejadian kecelakaan lalu lintas. Dari jumlah tersebut, 25.266 korban di antaranya meninggal. Sementara 10.553 korban luka berat dan 117.913 korban luka ringan.

Untuk profil korban kecelakaan lalu lintas, yakni berusia 0-9 tahun sebanyak 6.253 orang, 10-19 tahun 28.522 orang dan 20-29 tahun 32.473 orang.

Lalu, 30-49 tahun 37.354 orang, lebih 50 tahun 31.060 orang. Berdasarkan catatan 25.266 korban meninggal selama satu tahun, ini artinya setidaknya ada dua orang yang meninggal dalam hitungan satu jam. Hasil itu didapat dari hasil 25.266 korban meninggal dibagi 8.760 jam (jumlah jam selama 1 tahun) maka hasilnya 2,8 korban per jam.

Firman mengatakan, ada tiga sumber utama kecelakaan lalu lintas, yaitu manusia, jalan dan kendaraan.

Dirinya menilai kesadaran rendah masyarakat tentang berlalu lintas menjadi salah satu penyebab jumlah kecelakaan tinggi.

Sebelumnya ia menyinggung soal kebiasaan warga tak menggunakan perlengkapan berkendara yang memadai ketika berkendara sepeda motor, misalnya memakai sandal jepit ketimbang sepatu.

Firman mengatakan memang butuh modal untuk membeli perlengkapan berkendara seperti sepatu, helm, jaket dan sarung tangan. Namun dikatakan biaya yang dikeluarkan tak sebanding bertaruh nyawa.

"Lebih mahal mana dengan nyawa kita? Tolong itu juga dijadikan pertimbangan sehingga untuk keluar sudah siap dengan perlengkapan yang ada, ini gunanya helm standard, pakai sepatu, masih banyak yang pakai sandal menggampangkan gitu saja," bebernya.

Selain itu dia juga menyoroti pendidikan dini keselamatan lalu lintas dari para orang tua.

"Masyarakat kadang menganggap, ya mohon maaf kalau saya salah, karena sudah biasa di jalan dari kecil begitu sudah punya kemampuan roda dua orang tuanya kasih punya SIM atau tidak yang penting dia udah bisa sepertinya nggak perlu lagi belajar lalu lintas," jelas dia.

Menurut dia sebuah nyawa sangat berharga ketimbang kerugian materi. Ia mengatakan kerugian akibat kecelakaan mungkin tak bisa lagi dihitung sekadar menggunakan rupiah.

Kalau sudah meninggal di situ ada yatim, di situ ada janda mohon maaf atau mungkin itu ada duda, kalau sekali lagi yang menjadi korbannya ini rata-rata adalah tulang punggung keluarga," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close