Nusantaratv.com - Personil kepolisian Polda Nusa Tenggara Barat berhasil mungungkap kasus pencurian uang di 21 gerai mesin anjungan tunai mandiri (ATM) yang berada di wilayah Lombok, Provinsi NTB.
Kapolda NTB, Irjen Pol. Djoko Poerwanto menjelaskan, sindikat kasus pencurian ini terbongkar berdasarkan tindak lanjut laporan masyarakat.
"Ada tujuh laporan polisi yang diterima Polda NTB. Itu dari beberapa tempat, ada di Lombok Tengah, Mataram, Lombok Barat, dan Lombok Timur," ujar Djoko pada Selasa (16/8/2022).
Djoko menjelaskan, berdasarkan adanya laporan masyarakat, maka Polda NTB menindaklanjuti dengan mengerahkan personel andalan Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB melalui Tim Puma.
Lebih lanjut Djoko menjelaskan, Tim Puma kemudian melakukan penyelidikan awal dengan memeriksa salah satu gerai mesin ATM yang menjadi lokasi tindak pidana sindikat pencurian tersebut.
"Penyelidikan awal dilakukan di salah satu gerai (mesin ATM) yang ada di wilayah Lombok Timur," ujarnya.
Dari lokasi pertama, jelas Djoko, petugas telah mendapatkan bukti awal yang menguatkan adanya dugaan perbuatan tindak pidana pencurian.
"Bukti awal itu didapatkan dari rekaman kamera CCTV di gerai mesin ATM," ucap dia.
Dari pemeriksaan dan koordinasi dengan pihak perbankan pemilik mesin ATM, aksi pencurian yang dilakukan sindikat kriminal tersebut membuahkan hasil. Petugas mendapatkan identitas dari tiga anggota sindikat pencurian tersebut.
Tiga pelaku tersebut pria berinisial AI, EH, dan BS. Namun dari tiga pelaku, kepolisian baru menangkap dua pelaku di wilayah Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/8).
"Mereka ditangkap di rumahnya di wilayah Bogor. Jadi dari awal laporan sampai penangkapan, enam hari kasus ini berhasil terungkap," ujarnya.
Terkait dengan penangkapan dua pelaku yang masuk dalam sindikat pencurian ini, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB Komisaris Besar Polisi Teddy Rustiawan, menjelaskan bahwa ada satu pelaku lagi yang turut ditangkap
Namun pelaku tersebut tidak ada kaitan dengan wilayah hukum Polda NTB melainkan dengan wilayah Polres Depok, Jawa Barat.
"Jadi saat ditangkap, salah satu dari mereka ini baru selesai beraksi di wilayah Depok, itu makanya kami serahkan penanganan ke Polres Depok untuk ditindaklanjuti," kata Teddy.
Melalui pengungkapan kasus ini, Teddy berharap kepada perbankan maupun nasabah, apabila menemukan kejanggalan atau hal mencurigakan dalam transaksi keuangan di mesin ATM agar segera lapor ke kepolisian.
"Kepada pihak perbankan silakan lapor jika ada kejanggalan dalam transaksi keuangan di mesin ATM, kami dari kepolisian siap tindak lanjuti," ujarnya.