Petugas Medis Sebut Pasukan Iran Tembaki Demonstran Wanita pada Wajah dan Alat Kelamin

Nusantaratv.com - 09 Desember 2022

Sekelompok massa menyalakan api selama protes atas kematian Mahsa Amini, seorang wanita yang meninggal setelah ditangkap oleh polisi moral, di Teheran, Iran, pada 21 September 2022. (West Asia News Agency via Reuters)
Sekelompok massa menyalakan api selama protes atas kematian Mahsa Amini, seorang wanita yang meninggal setelah ditangkap oleh polisi moral, di Teheran, Iran, pada 21 September 2022. (West Asia News Agency via Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Pasukan keamanan Iran dilaporkan menargetkan para demonstran wanita dengan menembakkan peluru ke wajah, payudara dan alat kelamin mereka.

Hal itu diketahui berdasarkan laporan The Guradian, Kamis (8/12/2022), yang mengutip 10 dokter serta perawat dari sejumlah daerah yang menangani para korban penembakan.

Mereka mengatakan wanita yang tiba di rumah sakit memiliki luka yang berbeda dengan pria. Para wanita ini datang dengan luka tembak di bagian wajah, payudara dan alat kelamin.

"Saya merawat seorang wanita berusia 20 tahunan, yang tertembak di alat kelaminnya dengan dua pelet. Sepuluh pelet lainnya bersarang di paha bagian dalamnya. 10 pelet ini dengan mudah dikeluarkan, tetapi dua pelet itu merupakan tantangan, karena terjepit di antara uretra dan lubang vaginanya," kata salah seorang dokter tersebut, tanpa disebutkan identitasnya karena masalah keamanan. 

"Ada risiko infeksi vagina yang serius, jadi saya memintanya untuk pergi ke dokter kandungan tepercaya. Dia mengatakan dia memprotes ketika sekelompok sekitar 10 agen keamanan berputar-putar dan menembaknya di alat kelamin dan pahanya," lanjutnya.

Seorang dokter yang berbicara dalam kondisi anonim menceritakan pengalaman merawat demonstran yang mengalami luka mengerikan. "Dia bisa saja putriku sendiri," katanya.

Sementara dokter lainnya dari provinsi Isfahan tengah mengatakan dia meyakini pihak berwenang menargetkan demonstran pria dan wanita dengan cara yang berbeda. "Karena mereka ingin menghancurkan kecantikan wanita-wanita ini," imbuhnya.

Di sisi lain, foto-foto yang diberikan petugas medis kepada The Guardian menunjukkan luka peluru yang mengerikan di sekujur tubuh orang-orang dari apa yang disebut pelet birdshot. Sinar-X yang diberikan menunjukkan tubuh orang-orang berserakan dengan bola tembakan kecil yang bersarang jauh di dalam daging mereka.

Sedangkan salah seorang dokter dari Karaj, sebuah kota dekat Teheran, mengatakan dia menduga pasukan keamanan menembak wajah dan bagian tubuh pribadi wanita karena mereka memiliki rasa rendah diri. "Mereka ingin menghilangkan kompleks seksual mereka dengan menyakiti anak-anak muda ini," ucapnya.

Kementerian Luar Negeri telah dimintai komentarnya terkait laporan dari para petugas medis tersebut, namun hingga kini belum mendapatkan tanggapan.

Di sisi lain, kasus yang tidak kalah mengerikan disampaikan salah satu dokter ahli bedah Iran. Dia menyebut satu kasus yang dirujuk kepadanya adalah seorang demonstran berusia 25 tahun yang ditembak di wajahnya pada 16 September, ketika protes baru saja dimulai. 

"Pelet telah mengenai mata, kepala dan wajahnya. Dia hampir buta di kedua matanya dan dia hanya bisa mendeteksi cahaya dan kecerahan yang ada didekatnya. Dia tidak dalam kondisi yang baik," ujarnya.

Dan, ini adalah salah satu dari ratusan laporan yang muncul mengenai demonstran yang kehilangan penglihatan setelah ditembak pelet dari jarak dekat. 

Diketahui, demonstrasi besar yang terjadi di Iran dalam beberapa bulan belakangan ini dipicu kematian tragis Mahsa Amini (22) pada 16 September. Wanita Kurdi-Iran itu meninggal tiga hari setelah ditangkap polisi moral di Teheran atas tuduhan melanggar aturan wajib berjilbab yang diberlakukan ketat di negara itu.
 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])