Perum Bulog Dorong Pembentukan KOPTI Di Sulteng

Nusantaratv.com - 16 November 2022

Pekerja sedang memasukan kacang kedelai ke dalam mesin penghalus untuk di olah menjadi tahu di pabrik tahu di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, Rabu (16/11/2022). ANTARA/Muhammad Izfaldi
Pekerja sedang memasukan kacang kedelai ke dalam mesin penghalus untuk di olah menjadi tahu di pabrik tahu di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, Rabu (16/11/2022). ANTARA/Muhammad Izfaldi

Penulis: Habieb Febriansyah

Nusantaratv.com -
Perum Bulog wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) mendorong pemerintah setempat agar membentuk koperasi produsen tahu dan tempe Indonesia (KOPTI) untuk kemajuan usaha para pelaku bisnis.

"Sebaiknya dibentuk agar pelaku usaha olahan kacang kedelai ini memiliki satu perkumpulan yang bertujuan positif untuk kemajuan usaha dan kesejahteraan para karyawan," kata Kepala Perum Bulo Sulteng David Susanto di Palu, Rabu.
 
Dia menjelaskan ketidakhadiran KOPTI berdampak besar terhadap kenaikan harga kacang kedelai baik di pasar tradisional maupun pasar modern di Kota Palu untuk memenuhi produksi tahu dan tempe.
 
Adapun kenaikan harga kacang kedelai telah terjadi sejak awal 2022, dari harga Rp11.000 per kilogram, hingga saat ini telah mencapai Rp15.000 per kilogram.
 
"Kalau sudah naik seperti saat ini kami tidak bisa melakukan intervensi harga ke pasar karena tidak sejalan dengan peraturan yang sudah ada di dalam internal Bulog," jelasnya.
 
David mengemukakan bahwa intervensi harga kacang kedelai di Pasar tidak dapat dilakukan Bulog secara langsung terhadap para pelaku usaha tahu dan tempe.
 
Namun, sambung David, intervensi tersebut bisa dilakukan melalui KOPTI dengan cara memberikan subsidi harga kacang kedelai hingga pada kisaran harga Rp10.000 per kilogram.
 
"Bentuk intervensi yang kami lakukan yaitu dengan cara memberikan subsidi harga kepada pengusaha melalui KOPTI sehingga hubungannya itu antar lembaga bukan individu," ucapnya.
 
Sementara itu, Safran Renaldi, salah satu pemilik pabrik tahu di Palu menyampaikan dukungannya terhadap pemerintah untuk membentuk operasi produsen tahu dan tempe Indonesia kota Palu.
 
"Kami sangat mendukung untuk membentuk KOPTI karena kondisi saat ini cukup berat," jelasnya.
 
Safran mengakui harus mengeluarkan biaya hingga Rp1 miliar untuk 3 ton kacang kedelai dengan harga Rp15.000 per kilogram yang akan diproses menjadi tahu.
 
"Padahal biaya produksi sebelumnya untuk 3 ton kacang kedelai itu masih Rp700 juta dengan harga Rp11.000 per kilogram, sehingga memang ada kenaikan ongkos produksi hingga Rp300 juta setiap hari," katanya.
 
Oleh karena itu, pihaknya berharap agar pembentukan KOPTI dapat direalisasikan untuk mencegah kenaikan harga kacang kedelai lebih tinggi lagi.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close