Permudah Akses Permodalan Masyarakat, Pemerintah Terus Perbanyak BWM

Nusantaratv.com - 25 Maret 2022

Wapres K.H. Ma'ruf Amin pada Peresmian Bank Wakaf Mikro.  (wapresri.go.id)
Wapres K.H. Ma'ruf Amin pada Peresmian Bank Wakaf Mikro. (wapresri.go.id)

Penulis: Supriyanto

“Jadi, kita dorong dulu supaya nanti bisa berkaitan. Melalui upaya ini diharapkan akan tercipta banyak kendaraan (lembaga keuangan mikro) di industri keuangan Indonesia yang nantinya akan dapat dibarengi dengan penumpang-penumpang (nasabah/pengusaha kecil) yang berkualitas,” harapnya.

“Pengusaha kecil itu jangan terkena stunting, stunting itu artinya kerdil terus maka harus didorong, dikembangkan,” tegasnya. 

Lebih jauh, Wapres berpesan bahwa untuk mengembangkan BWM terdapat dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, BWM harus dikelola dengan baik dan profesional, dipertahankan kelangsungannya, serta dikembangkan kapasitasnya. 

“Amanah yang diberikan harus dijaga. Modal awal harus dapat dikembangkan bukan justru dihabiskan. Jadi, jangan dikasih modal, habis. Ini penting untuk menjaga kepercayaan dan nama baik pesantren, termasuk kredibilitas Pemda setempat,” pesannya.

Yang kedua, lanjut Wapres, ekosistem digitalisasi BWM agar terus dikembangkan. 

“Saya mendapat laporan (adanya) sejumlah upaya sudah dilakukan, ada aplikasi BWM mobile, pengawasan dan perizinan secara online, akses informasi melalui BWM Info, serta akses pasar online melalui aplikasi BWM dan UMKM, dan juga aplikasi e-commerce lainnya. Berbagai inovasi ini harus terus didorong untuk menambah kemanfaatan bagi BWM dan para nasabahnya,” pintanya. 

Sejalan dengan Wapres, pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengungkapkan bahwa BWM merupakan bentuk kepedulian OJK kepada masyarakat agar dapat mengakses pembiayaan murah dan mudah dengan persyaratan yang tidak berbelit-belit. 

“Dan ini bisa membantu program pemerintah dalam rangka memperluas lapangan kerja dan juga meningkatkan pendapatan masyarakat,” tuturnya.

Adapun alasan dipilihnya bentuk lembaga keuangan syariah dan ditempatkan di pesantren, kata Wimboh, karena masyarakat di sekitar pesantren yang jumlahnya sangat banyak perlu akses keuangan yang berbasis syariah. 

“Sekarang ini baru 62 tapi terus akan kita tingkatkan. Dengan cara demikian, masyarakat bisa pembiayaan murah, kita bina bagaimana bisa berproduksi sendiri dengan lebih baik dan penjualannya kita masukkan dalam ekosistem digital melalui e-commerce,” ujarnya.

Dengan demikian, menurut Wimboh, BWM berbasis pesantren tidak hanya memberikan akses permodalan usaha masyarakat tetapi juga membantu mempercepat dan memperluas penjualan hasil usahanya. 

“Ini adalah bentuk kepedulian kita kepada masyarakat agar bisa mengakses pembiayaan dan penjualannya juga,” pungkasnya. (EP-BPMI Setwapres)

Halaman

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close