Nusantaratv.com - Sebagai upaya memperluas jaringan produk halal Indonesia secara global, Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin bertemu sejumlah pengusaha Tiongkok yang bergerak pada sektor halal, di Kantor Perwakilan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM) MUI Shanghai Al Amin Co. Ltd. Unit 11A, No. 3399, Kangxin Rd. Pudong, Shanghai, Tiongkok, Senin (18/9/2023).
Mengawali pertemuan, Wapres langsung mengajak para pengusaha tersebut untuk tidak ragu berinvestasi pada sektor industri halal di Indonesia. Menurutnya, produk halal memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan, baik di Indonesia yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, maupun di kancah internasional.
"Untuk konsumsi Indonesia sendiri itu sudah cukup besar sebagai negara dengan populasi penduduk Muslim terbesar di dunia, (yakni) 230 juta jiwa, kemudian juga untuk diekspor ke berbagai negara, dan kalau dihasilkan dari Indonesia produknya akan lebih dipercaya lagi oleh umat Islam di dunia," ungkap Wapres.
"Karena itu, kami mengundang para pengusaha di berbagai negara khususnya di Tiongkok untuk berinvestasi produk halal di Indonesia. Kemarin di Fuzhou kami juga bertemu dengan sekitar 10 pengusaha, ada yang sudah dan ada yang akan berinvestasi di Indonesia," imbuhnya.
Lebih lanjut, Wapres menuturkan gaya hidup halal saat ini telah menjadi bagian integral dalam keseharian masyarakat Muslim global. Menurutnya, konsumsi umat Islam sedunia untuk makanan halal pada 2021 mencapai 1,27 triliun dolar Amerika, dan diramalkan akan mencapai 1,6 triliun dolar Amerika pada 2025. Sementara investasi di bidang sektor makanan halal hampir mencapai 4 miliar dolar Amerika periode 2020-2021.
"Bahkan gaya hidup halal kini menjangkau populasi dunia terlepas dari agama atau kepercayaannya. Sebab, produk halal identik dengan terjaminnya kebersihan, keamanan, dan kesehatan suatu produk. Hal ini tentu akan memacu permintaan dunia akan produk halal ke depan," ujarnya.
Khusus untuk Indonesia sendiri, sebut Wapres, tingkat konsumsi produk dan layanan halal diproyeksikan meningkat sekitar 15 persen pada 2025, atau kurang lebih 281 miliar dolar Amerika. Kondisi ini menjadikan sertifikasi halal prasyarat gaya hidup halal, karena memberikan jaminan kenyamanan dan perlindungan konsumen atas produk halal.
"Dari sisi regulasi, yaitu UU Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, sertifikasi halal adalah sebuah amanat yang harus dilaksanakan. Ketentuan ini mengatur seluruh produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di Indonesia wajib bersertifikasi halal," tegasnya.
Terkait pemberian sertifikasi halal bagi perusahaan di luar negeri, Wapres mengungkapkan, LPPOM MUI telah memiliki cabang di berbagai negara termasuk di Tiongkok yang berlokasi di Shanghai. Hal ini, menurut Wapres, akan mempermudah para pengusaha di luar negeri untuk mendapatkan sertifikasi halal.
"Sebagai Kantor Perwakilan LPPOM MUI di RRT, Shanghai Al Amin telah memfasilitasi perusahaan-perusahaan China untuk mendapatkan sertifikat halal dari Indonesia. Dan diharapkan nantinya bukan hanya soal sertifikat halal tapi Shanghai Al Amin juga membawa banyak pengusaha Tiongkok untuk berinvestasi dalam industri produk halal di Indonesia," harapnya.
Sehingga, sambung Wapres, kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok di sektor halal diharapkan akan terjalin semakin kuat dan berkelanjutan untuk mendukung perkembangan industri halal di masa depan.
"Dengan demikian, (hal tersebut) akan membawa kemaslahatan, tidak hanya bagi kedua negara, Indonesia dan Tiongkok, tetapi juga masyarakat dunia secara keseluruhan," pungkasnya.
Sebelumnya pada kesempatan yang sama, Direktur Kantor Perwakilan LPPOM MUI di Shanghai yang juga Pendiri dan Presiden Direktur Shanghai Al-Amin Biotech Co. Ltd. Dawood Su Han mengungkapkan, selama 16 tahun berdiri, LPPOM MUI Shanghai telah mengeluarkan sertifikat halal lebih dari 40 ribu kepada berbagai perusahaan dan lebih dari 7500 jenis produk dan produk halal yang disertifikasi tersebar di seluruh pelosok Tiongkok.
"Jadi sebenarnya standar halal nasional Indonesia yang sangat ketat dan merupakan suatu sistem jaminan halal, sudah tertanam dalam lubuk hati kami. Jadi sistem untuk membangun kepercayaan agar dapat diterima para konsumen sudah menjadi misi kami dan kami sebenarnya sudah mewujudkan misi kami tersebut. Terima kasih atas berkat Allah SWT," ucapnya.
Lebih lanjut, Dawood menceritakan, selama perkembangan Shanghai Al Amin dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, perusahaannya telah berhasil membangun lini produksi gelatin halal sebanyak 4500 ton dan juga lini produk chondroitin sulfat sebanyak 200 ton.
Selain itu, perusahaannya juga telah membangun lini produksi protein gelatin sebanyak 500 ton dan lembaran gelatin sebanyak 500 ton.
"Kami melihat produk halal di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan pasarnya juga besar, tetapi sampai sekarang Indonesia belum ada pabrik produksi gelatin dan chondroitin sulfat. Kami ingin investasi di bidang ini di Indonesia," imbuhnya.
Selain perusahaannya, Dawood meyakini banyak perusahaan Tiongkok lainnya yang ingin berinvestasi pada sektor halal di Indonesia, baik untuk memenuhi kebutuhan domestik Indonesia maupun negara lain.
"Kami sudah membangun satu federasi industri biologi Tiongkok dan ASEAN. Kami berharap hal ini dapat terus mendorong perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia, dan kami harap dukungan Bapak Wapres," pintanya.
Sebagai informasi, Shanghai Al-Amin Consultant adalah salah satu anak perusahaan dari Shanghai Al-Amin Biotech Co. Ltd., yakni perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan halal, dengan produk utama berupa protein halal, seperti gelatin dan bahan turunannya.
Shanghai Al-Amin Consultant sendiri adalah perusahaan penyedia jasa konsultasi bisnis, jasa konsultasi proses produksi halal, dan pelatihan halal, serta sertifikasi halal, dengan cakupan produk yang ditangani sangat luas meliputi bahan baku makanan dan minuman, pangan olahan, vitamin dan suplemen, enzim, kosmetik, obat-obatan dan vaksin.
Shanghai Al-Amin Consultant telah bekerja sama dengan LPPOM MUI sejak 2008, dan ditunjuk secara resmi sebagai Kantor Perwakilan LPPOM MUI di RRT pada 31 Desember 2011.
Selain Direktur Utama LPPOM MUI Muti Arintawati dan jajarannya, pada pertemuan ini hadir pula beberapa perwakilan perusahaan Tiongkok yang bergerak pada sektor halal, seperti dari Shanghai Al-Amin Biotech Co. Ltd. Ye Fuhai; China-ASEAN Bio-Industry Alliance Xu Ming, Zhang Jiancheng, Zhang Huang, dan Zhang Lijun; Hualing Yak Dairy Group Min Wenxiang; Angel Yeast Co. Ltd. Sun Yuxiang, Ren Tao, dan Xu Hanqing; A&H International Cosmetics Co. Ltd. Zhang Jing dan Zhang Jinnu; Henan Gerun Food Co. Ltd. Wang Xiaomei; serta Shanghai Milkground Food Technology Co. Ltd. Ren Song.
Sementara, Wapres didampingi Duta Besar RI untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun; Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika; Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler/Kepala Protokol Negara, Kementerian Luar Negeri Andy Rachmianto; Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Guntur Iman Nefianto; Deputi Bidang Administrasi Sapto Harjono Wahjoe Sedjati; Staf Khusus Wapres Mohamad Nasir, Masduki Baidlowi, dan Satya Arinanto; serta Tim Ahli Wapres Nurdin Tampubolon, Johan Tedja Surya, Farhat Brachma; Sespri Wapres Sholahudin Al Aiyub; serta Acting Konsul Jenderal RI Shanghai Karamela.