Nusantaratv.com - Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI terus melakukan pengembangan infrastrukturnya. Salah satu caranya dengan memperkuat penggunaan teknologi atau melakukan digitalisasi dalam menjalankan operasional lembaga.
"Kita juga memperkuat infrastruktur. Digitalisasi menjadi bagian yang terpenting bagi Baznas," ujar Kepala Baznas RI Noor Achmad, dalam jumpa pers di sela Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2023 Baznas RI di The Sultan Hotel & Residence Jakarta, Rabu (20/9/2023).
Digitalisasi ini, lanjut Noor digunakan dalam pengumpulan zakat dan infak dari pemberi, serta penyaluran untuk para penerima.
"Yaitu kita sejak sekarang ini mengembangkan baik itu dari aspek pengumpulan maupun pendistribusian dan sekaligus jaringan-jaringan menggunakan digitalisasi," tuturnya.
Baca juga: Wapres Meyakini Peminat Investasi Industri Halal Cukup Tinggi
Digitalisasi ini juga dipakai Baznas untuk melaporkan penerimaan serta penyaluran zakat dan infak. "Sehingga insyaallah digitalisasi di Baznas itu di atas 80 persen, diikuti seluruh Baznas Indonesia dan juga Laz (lembaga amil zakat) seluruh Indonesia," kata Noor.
"Kalau sekitar 20 persen, kita akan tingkatkan, terutama sekali memang di daerah timur kita masih lemah sekali," imbuhnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong Baznas untuk senantiasa melakukan perbaikan nyata. Termasuk dalam memperkuat digitalisasi kelembagaan hingga kepercayaan dari masyarakat.
Ini disampaikannya saat membuka Rakornas Baznas.
"Tingkatkan pemanfaatan-pemanfaatan teknologi digital secara terintegrasi agar pengumpulan penyaluran serta pengelolaan ZIS dan dana sosial keagamaan lainnya mencapai hasil yang semakin optimal," ujar Wapres Ma'ruf.
Walau demikian, kata Wapres, dirinya sudah melihat sudah mulai dilakukan digitalisasi oleh Baznas dalam hal pengelolaan zakat.
"(Hal ini) Demi menciptakan transformasi tata kelola syariah yang mendatangkan maslahat bagi umat," kata dia.
Ma'ruf juga menyoroti potensi yang besar bagi zakat di Indonesia. "Berarti kita perlu rumuskan teknik ngambilnya (pengumpulan zakat)," ujarnya.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam hal itu, kata Wapres, adalah trust atau kepercayaan masyarakat.
"Jangan sampai orang tidak mau berzakat melalui Baznas," kata dia.
Selain itu, Wapres mengatakan keberadaan dan peran Baznas sebagai mitra strategis pemerintah sangat krusial. Hal ini dirujuknya pada partisipasi aktif Baznas dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan bersama pemerintah.
"Terlebih dihadapkan dengan menuju target kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen pada 2024 atau lebih cepat 6 bulan dari target SDGs," jelas Wapres.
Ma'ruf mengatakan, upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan penghapusan kemiskinan ekstrem hanya dapat diwujudkan melalui kolaborasi dan kerja sama seluruh pemangku kepentingan.
"Saya minta Baznas terus konsisten meningkatkan partisipasi aktifnya, tidak hanya mengurangi beban pengeluaran kelompok miskin ekstrem tapi juga meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin ekstrem," tandasnya.