Perkosa 6 Anak, Bos Panti Asuhan Kalbar Dihukum Mati

Nusantaratv.com - 22 Mei 2023

Bos panti asuhan yang memperkosa anak asuhnya. (Detikcom)
Bos panti asuhan yang memperkosa anak asuhnya. (Detikcom)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Pimpinan panti asuhan inisial IS (41) di Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar), tega mencabuli dan memperkosa enam anak asuhnya sendiri. IS yang diseret ke pengadilan akhirnya dijatuhi hukuman mati atas perbuatan bejatnya. 

IS menjalani sidang putusan kasus pemerkosaan dan pencabulan di Pengadilan Negeri (PN) Ketapang pada Rabu (17/5/2023). Terdakwa mengikuti sidang secara virtual.

"Dari fakta-fakta dan demi keadilan bagi anak-anak korban kami pun menjatuhi hukuman mati terhadap terdakwa karena apa yang dilakukannya sudah sangat keterlaluan menurut majelis hakim," kata Humas Pengadilan Negeri (PN) Ketapang Aldilla Ananta, Sabtu (20/5/2023).

Dalam persidangan, terungkap bahwa IS melakukan aksi bejatnya sejak 2020 sampai 2022. Terkuaknya kasus IS ini berawal dari seorang guru wanita di panti asuhan yang menemukan salah satu anak panti tiba-tiba menangis.

"Kalau terungkapnya ini ada salah satu anak korban ke-5, jadi ketika itu ada mata pelajaran agama tiba-tiba dia menangis. Si ibu guru ini curiga, dan dipanggil lah ke ruangan," tutur Aldilla.

Guru wanita di panti asuhan itu lalu membujuk korban agar menceritakan penyebab dia menangis. Akhirnya guru wanita tersebut menerka dan menyebut nama terdakwa sehingga korban akhirnya membongkar kebejatan terdakwa.

"Jadi karena dia didesak dia tidak mau ngomong dan hanya menangis akhirnya si guru langsung tembak (menyahut) "kamu habis sama bapak ya?", Nah awal muasalnya dari sanalah," papar Aldilla.

Kebejatan IS akhirnya kian terungkap usai seorang anak korban lainnya ikut buka mulut. Guru wanita itu pun membawa seluruh anak perempuan di panti tersebut untuk visum.

"Jadi setelah itu langsung dilakukan visum terhadap semua anak perempuan di sana. Sampai akhirnya terungkap 6 anak ini menjadi korban dengan rentan usia 12 sampai 17 tahun saat kejadian," kata dia.

Hal mengejutkan lainnya turut terungkap di persidangan. Guru wanita yang selama ini mengadvokasi para korban ternyata juga pernah menjadi korban kebejatan terdakwa IS.

"Dia berikan kesaksian, dia merupakan alumni di panti tersebut bahwa terdakwa pernah melakukan hal tak senonoh juga ke dia," kata Aldilla.

Guru yang tak disebutkan identitasnya itu bahkan mengaku yakin sejumlah temannya ikut jadi korban. Sebab, terdakwa juga kerap memanggil anak asuhnya yang lain ke ruangannya, mengutip Detikcom. 

"Dan dia yakin teman-temannya juga sama (jadi korban) karena sering dipanggil ke ruangan terdakwa," tandas Aldilla. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close