Perempuan di Gaza Jalani Kehidupan yang Tidak Pernah Terbayangkan, Direktur Eksekutif Perempuan PBB: Melahirkan Tanpa Air dan Makanan

Nusantaratv.com - 25 Maret 2024

Seorang perempuan Palestina menangis di makam putranya yang tewas dalam serangan Israel, di Khan Younis, Gaza. (Foto: Arafat Barbakh/Reuters)
Seorang perempuan Palestina menangis di makam putranya yang tewas dalam serangan Israel, di Khan Younis, Gaza. (Foto: Arafat Barbakh/Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Direktur Eksekutif UN-Women Sima Bahous menyatakan keprihatinannya terhadap kesulitan yang dialami perempuan di Gaza, Palestina.

Menurutnya, perempuan di Gaza menjalani kehidupan yang tidak pernah terbayangkan, sehingga perlunya gencatan senjata di wilayah tersebut.

"Perempuan di Gaza melahirkan tanpa air. Mereka tidak punya makanan, tidak ada tenda, tidak ada toilet. Mereka menjalani kehidupan yang tak terbayangkan," kata Bahous di media sosial X (Twitter), seperti dilansir dari Anadolu Agency, Senin (25/3/2024).

"Yang dibutuhkan perempuan di Gaza saat ini adalah gencatan senjata dan bantuan," tambah kepala entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang didedikasikan untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan itu. 

Sejak 7 Oktober 2023, lebih dari 9.000 perempuan kehilangan nyawa, dan lebih dari 23.000 perempuan terluka dalam serangan pasukan Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza. Nasib lebih dari 2.000 perempuan yang hilang di Gaza juga masih belum diketahui.

Selain itu, runtuhnya sistem layanan kesehatan di Gaza akibat serangan Israel telah menyebabkan sekitar 60.000 wanita hamil tidak dapat mengakses layanan kesehatan, sehingga membahayakan nyawa sang ibu dan buah hatinya tersebut.

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di wilayah Palestina sejak 7 Oktober dan memberlakukan blokade melumpuhkan yang menyebabkan sebagian besar penduduk, khususnya penduduk Gaza utara, berada di ambang kelaparan.

Lebih dari 32.200 warga Palestina tewas dalam serangan Israel dan lebih dari 74.500 orang terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan bahan-bahan kebutuhan pokok.

Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong terkepung tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Keputusan sementara (ICJ) pada Januari lalu memerintahkan Israel untuk menghentikan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close