Nusantaratv.com - Tiga penelitian di Amerika Serikat (AS) menunjukkan jika dosis ketiga (booster) dari vaksin berbasis mRNA adalah kunci untuk memerangi Covid-19 varian Omicron.
Hal itu karena memberikan perlindungan 90 persen terhadap rawat inap, kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada Jumat (21/1/2022), seperti dikutip dari Reuters.
Studi, yang dipimpin oleh CDC, adalah yang pertama di AS yang melihat dampak dosis booster terhadap varian Omicron yang menyebar cepat, yang kini menyumbang 99 persen dari semua kasus Covid-19 baru.
Secara keseluruhan, mereka menyarankan jika booster membantu melindungi terhadap infeksi dan penyakit simtomatik. Orang dewasa berusia 50 tahun ke atas melihat manfaat paling besar dari dosis ekstra vaksin yang dibuat oleh BioNTech dengan Pfizer atau Moderna.
"Perlindungan terhadap infeksi dan rawat inap dengan varian Omicron adalah yang tertinggi bagi mereka yang mendapatkan vaksinasi terbaru, yang berarti mereka yang dikuatkan ketika mereka memenuhi syarat," kata Direktur CDC Dr Rochelle Walensky dalam pengarahan Gedung Putih pada Jumat (21/1/2022).
Seperti yang telah ditunjukkan di negara lain, booster vaksin bekerja lebih baik terhadap varian Delta daripada Omicron, versi virus SARS-CoV-2 yang sangat bermutasi yang mampu menghindari kekebalan dari vaksin dan infeksi sebelumnya.
Salah satu penelitian, yang diterbitkan pada Jumat (21/1/2022) di Laporan Mingguan Morbiditas dan Mortalitas CDC, melihat tingkat rawat inap, departemen darurat dan kunjungan perawatan darurat di 10 negara bagian antara 26 Agustus 2021, dan 5 Januari 2022.
Peneliti menemukan, perlindungan dari dua dosis vaksin turun menjadi 57 persen pada orang yang mendapat suntikan kedua setidaknya enam bulan sebelumnya. Di antara mereka yang menerima booster, perlindungan dari rawat inap dan perawatan darurat mencapai 90 persen.
Dalam penelitian lain yang diterbitkan dalam jurnal medis JAMA, para peneliti meninjau data pada 23.391 kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian Delta atau Omicron di antara orang-orang yang mencari pengujian antara 10 Desember 2021, dan 1 Januari 2022.
Mereka menemukan, di antara orang yang melakukan tes untuk gejala mirip Covid, mereka yang telah menerima tiga dosis vaksin mRNA memiliki perlindungan tertinggi dari infeksi dibandingkan dengan mereka yang mendapat dua dosis atau tidak divaksinasi.
Karena waktu rekomendasi booster AS, kebanyakan orang dalam penelitian ini telah divaksinasi dalam waktu satu bulan sebelum melakukan pengujian, yang kemungkinan berkontribusi pada manfaatnya.
Data dari Inggris menunjukkan, peningkatan perlindungan antibodi yang diperoleh dari booster berkurang setelah 10 bulan, jadi tidak jelas berapa lama manfaat itu akan bertahan.
Beberapa negara bahkan sudah mulai menawarkan dosis booster tambahan, tetapi penelitian terbaru dari Israel menunjukkan jika dosis keempat vaksin mRNA meningkatkan antibodi, meski levelnya tidak cukup tinggi untuk mencegah infeksi oleh varian Omicron.
Antusiasme awal untuk booster di AS berubah menjadi lesu. Diperkirakan terjadi karena kurangnya data di AS yang menunjukkan manfaat suntikan dosis ketiga tersebut.
Ada pula persepsi yang salah di antara beberapa orang AS jika Anda masih bisa terinfeksi, mengapa repot-repot dengan booster? Menurut CDC, hanya 82,5 juta, atau 39,3 persen, orang AS yang divaksinasi lengkap telah menerima dosis booster Covid-19.