Perang Rusia-Ukraina, Warga Sipil Tanggung Beban Terberat

Nusantaratv.com - 26 Februari 2022

Petugas melakukan pemadaman api akibat serangan ke sebuah gedung di kota Kiev, Ukraina.  (Anadolu Agency)
Petugas melakukan pemadaman api akibat serangan ke sebuah gedung di kota Kiev, Ukraina. (Anadolu Agency)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Perang akan menimbulkan banyak korban jiwa sekaligus menyisakan kesengsaraan dan penderitaan. Perang juga membuat segalanya berubah. Kenyamanan dirampas, keamanan diperkosa dan kebahagiaan diambil paksa.

Warga sipil telah menanggung beban terberat dalam perang Rusia dan Ukraina. Dikutip dari Anadolu Agency, Sabtu (26/2/2022), dua warga sipil tewas ketika sebuah roket menghantam satu sekolah di kota Horlivka, yang berada di bawah kendali separatis pro-Rusia di wilayah Donetsk.

Separatis menuding tentara Ukraina menembakkan roket dan mengklaim wakil kepala dan seorang guru tewas dalam serangan roket yang menimbulkan ledakan itu. Beruntung tidak ada siswa di sekolah karena situasi yang makin memanas.

Sementara itu, Iryna Venediktova, jaksa agung Ukraina, mengklaim pasukan Rusia menembaki sebuah panti asuhan di kota Vorzel, yang terletak di dekat ibu kota Kiev. Diketahui, panti asuhan itu merupakan rumah bagi 50 anak. Venediktova mengatakan tidak ada korban karena anak-anak dan staf berada di gedung lain.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba pada Jumat (25/2/2022) menuding Rusia menyerang taman kanak-kanak dan panti asuhan. Dia menyebut serangan itu sebagai kejahatan perang dan pelanggaran Statuta Roma.

"Bersama dengan Kejaksaan Agung kami mengumpulkan ini dan fakta lainnya, yang akan segera kami kirimkan ke Den Haag (Belanda). Tanggung jawab tidak bisa dihindari," tulis Kuleba di akun Twitter pribadinya, merujuk pada Pengadilan Internasional PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa).

Intervensi militer Rusia di Ukraina memasuki hari kedua pada Jumat (25/2/2022), dengan laporan terbaru menunjukkan pasukan Rusia menuju ibukota Kiev dari beberapa arah.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan intervensi militer pada Kamis (24/2/2022), hanya beberapa hari setelah mengakui dua wilayah yang dikuasai separatis di Ukraina timur. Dia mengklaim Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki negara tetangga, tetapi ingin 'demiliterisasi' dan 'denazifikasi' Ukraina.

Sedangkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuding Rusia mencoba memasang pemerintahan boneka. Dia menegaskan Ukraina akan membela negara mereka dari agresi Rusia.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close