Nusantaratv.com - Meski dielu-elukan di sejumlah media sosial pasca debat calon presiden (capres) kedua, Anies Baswedan dinilai gagal dalam forum tersebut. Hal ini disampaikan pakar komunikasi politik UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto.
Menurut Gun Gun, sebagai sosok dengan gaya komunikasi yang terstruktur, Anies gagal menjalankan statusnya itu secara menyeluruh.
"Menurut saya masih kurang berhasil (Anies dalam debat capres)," ujar Gun Gun dalam 'Special Report: Popularitas Pasca Debat' di Nusantara TV (NTV), Rabu (10/1/2024) malam.
"Kenapa? Karena biasanya dia mampu menjaga ritme, namanya kalau komunikasi CPM, istilahnya communication privacy management," imbuhnya.
Menurut Gun Gun, Anies tak menjaga ritme komunikasinya dalam debat di Istora Senayan, Jakarta itu. Anies, kata dia, menyerang capres lain secara berlebihan. Padahal aksi tersebut, bukanlah gaya komunikasi yang biasa dipraktikkan the structuring style.
"Orang the structuring style itu jarang sekali offensif berlebihan. Kemarin dari semua segmen menyerang itu sebenarnya bukan gaya khas dari the structuring style," kata Gun Gun.
"Kalau dia dengan gaya the structuring style tetapi manajemen forumnya lebih punya ritme. Misalnya begini (segmen) satu, dua dengan kekuatan retorika, retorika kan soko guru kekuatannya tiga: logos, ethos, pathos. Logika, argumen, hubungan emosional sama kredibilitas komunikator. Nah kalau dia mampu menjaga ritme, tidak full menyerang, itu sebenarnya jauh lebih bisa membangun kharisma dirinya sebagai the structuring style," sambungnya.
Gun Gun berpandangan, dalam debat kemarin Ganjar lebih unggul dibanding Anies. Sebab, Ganjar lebih memainkan ritme kendati bukan the structuring style melainkan the equalitarian style.
"Nah kenapa terbaca kemarin dari Pak Anies posisi tingkat penerimaannya lebih rendah dibanding Pak Ganjar, karena Pak Ganjar mampu memainkan ini. Contoh misalnya, segmen satu sampai tiga Pak Ganjar kecenderungannya datar. Baru empat, lima baru dia betul-betul attacking statement," tandasnya.