Pengalaman Menyeramkan Gubernur Khofifah, Bertemu Harimau saat Mendaki Gunung Semeru

Nusantaratv.com - 23 Mei 2022

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kanan)/ist
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (kanan)/ist

Penulis: Andi Faisal

Nusantaratv.com-Selain menggeluti dunia politik, semasa mudanya Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa ternyata seorang pecinta alam yang sering mendaki gunung dan keluar-masuk hutan belantara.

Orang nomor satu di Jatim itu mengaku pernah mendaki gunung seperti Gunung Klotok, Gunung Kelud, Gunung Arjuno, Gunung Bromo, hingga Gunung Semeru. 

Bahkan Khofifah punya pengalaman menakjubkan saat mendaki Gunung Semeru. Di salah satu gunung tertinggi di Pulau Jawa itu, Khofifah bertemu sekeluarga harimau. 

Pengalaman luar biasa itu diceritakan Khofifah saat menghadiri Rapat Kerja Daerah (Rakerda) dan Halal Bihalal 1443H Ikatan Alumni Sekolah Kehutanan Menengah Atas (IKA SKMA), di salah satu hotel di Surabaya.  

Menurutnya, menjadi pencinta alam, bukan sekadar naik gunung, eksplorasi jurang, lembah, gua dan hutan. 

Lebih dari itu, ada banyak etika lingkungan yang harus dijunjung agar keindahan alam bisa tetap terjaga dan lestari. Selain itu, juga sebagai bentuk cara bersyukur kepada Tuhan yang menciptakan alam Indonesia yang begitu indah. 

"Tidak pernah saya mengambil satu pun pohon anggrek yang saya lihat begitu indahnya di sepanjang gunung Semeru," ujarnya, Senin (23/5/2022). 

Khofifah juga bercerita pernah bertemu sekeluarga harimau Semeru sebelum dinyatakan punah di tahun 1980-an. Hal itu dialami ketika dirinya perjalanan ke Ranu Pane. 

"Saya kan, suka potong kompas. Lalu saya lihat ada gundukan dan kayak ada lubangnya seperti goa. Di situ ada harimau bersama beberapa anaknya. Ini sekitar tahun 1978-1979 beberapa kali saya ke Semeru. Jangan dibayangkan ke Ranu Pane seperti sekarang bisa langsung pakai mobil," katanya.  

Pada kesempatan tersebut, Khofifah mendorong masyarakat melakukan aksi mitigasi perubahan iklim melalui kegiatan rehabilitasi hutan. Langkah ini guna memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan guna meningkatkan daya dukung sistem penyangga kehidupan.

"Pemanasan global berada di fase yang mengkhawatirkan dan mempengaruhi cuaca dan iklim ekstrem di setiap wilayah di seluruh dunia. Hal ini akan membawa bencana bagi kita semua jika tidak ada langkah konkret untuk menahan lajunya," katanya.  

Khofifah menyebut ancaman perubahan iklim tersebut begitu nyata dan dapat dirasakan seluruh masyarakat dunia. Munculnya siklon tropis, hujan ekstrem, puting beliung, banjir bandang menjadi bukti bahwa perubahan iklim membawa kerugian bagi manusia. 

Khofifah mengatakan, rusaknya hutan berakibat pada menurunnya kemampuan hutan tersebut menyerap karbon dengan baik. Di lain sisi, jumlah produksi emisi semakin terus meningkat yang menjadikan atmosfer bumi panas dan mempercepat terjadinya perubahan iklim.  

"Saya ingin mengajak kepada kita semua, sejauh yang kita mampu, ayo kita lakukan rehabilitasi dan revitalisasi hutan dan mangrove semaksimal yang kita mampu. Ayo lakukan penanaman dan penanaman kembali," ajak Khofifah, mengutip Inewsid.  

Khofifah menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur di banyak negara saat ini menggunakan standar green infrastructure, green finance, serta pembangunan dengan pertumbuhan secara inklusif. Sejalan dengan Indonesia sebagai presidensi G20 tahun ini, Khofifah menyebut, ini momentum menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia berproses mewujudkan negara yang ramah lingkungan dan hutan.  

"Hari ini dunia menunggu kita. G20 presidensinya adalah Indonesia, maka ada target menanam bakau sebanyak mungkin," tukasnya. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close