Nusantaratv.com - Sejumlah peneliti muda yang tergabung dalam Inkubator Peneliti Muda Lanskap (IPML) menyuarakan adaptasi perubahan iklim melalui kegiatan Walanae Festival yang digelar di Mal Nipah Makassar, Sulawesi Selatan, mulai Kamis hingga Minggu (4/12).
Walanae Festival merupakan tahapan akhir dari project IPML Sulsel. Kegiatan ini menampilkan temuan awal lapangan mengenai sumber penghidupan, tutupan lahan, dan sistem usaha tani terkhusus pada kawasan sepanjang Daerah Aliran Sungai Walanae di Kabupaten Bone.
Peneliti Muda Lanskap Fitri Ramdayani Mahmud di Makassar, Kamis, berharap kegiatan ini bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan serta menambah wawasan mengenai pemahaman dampak perubahan iklim.
"Hal tersebut kian terasa terutama bagi masyarakat yang memanfaatkan lahan sebagai sumber penghidupannya," katanya.
Para peneliti muda lanskap menghimpun data dan informasi terkait praktik-praktik tata kelola lahan, ketahanan pangan, dan kesetaraan gender. Mereka kemudian menyampaikan gagasan dan pendapat setelah aksi lapangan dan terjun langsung ke 12 desa di Kabupaten Bone.
Kehadiran 38 peneliti muda lanskap di desa-desa yang menyampaikan kembali temuan-temuan sementara mereka akan memperkuat kolaborasi antara pemerintah dengan lembaga non-pemerintah. Seperti World Agroforestry (ICRAF) Indonesia yang hadir di Sulawesi Selatan melalui proyek penelitian aksi Sustainable Landscape for Climate Resilient Livelihoods (Land4Lives) in Indonesia atau #lahanuntukkehidupan.
Koordinator Proyek Land4Lives Provinsi Sulsel Muhammad Syahrir mengatakan bahwa kegiatan Walanae Fest sebagai rangkaian kegiatan IPML yang menjadi media kreativitas para peneliti muda Sulsel.
"Selama lebih kurang tiga bulan mengikuti kegiatan IPML dengan mengambil lokasi lanskap DAS Walanae di Kabupaten Bone, kegiatan ini tentunya sebagai media dalam menyampaikan hasil tulisan berdasarkan observasi yang telah dilakukan dengan beberapa isu, antara lain perubahan iklim, ketahanan pangan dan kesetaraan gender," ujarnya.
Ia berharap Walanae Festival bisa membawa pesan kepada masyarakat tentang kegelisahan dalam menghadapi perubahan iklim yang memiliki dampak luar biasa. "Sehingga kita semua bisa mengambil langkah-langkah adaptasi dan mitigasi dalam menghadapi perubahan iklim," ujarnya.
Ketua Walanae Festival Muhammad Aliafid menambahkan tema dari kegiatan kali ini berasal dari nama daerah aliran sungai yang melalui desa-desa.
"Poin penting dalam eksibisi ini mengangkat isu terkini perubahan iklim, ketahanan pangan dan kesataraan gender berbasis lahan," ujarnya.
Tidak hanya itu, kegiatan festival juga diisi dengan talkshow dan sharing sessions, pameran foto, pameran karya tulis PML 2022, dan hiburan bagi pengunjung.
"Pengangkatan isu tersebut diharapkan menambah wawasan dan kepedulian pengunjung terhadap pengelolaan lahan berbasis agroforestri," katanya.(Ant)