Nusantaratv.com - Wakil Gubernur NTB, Sitti Rohmi Djalilah mendukung penuh peluncuran program LiLA Keluarga sebagai upaya pencegahan, deteksi dini dan rujukan balita Wasting di Provinsi NTB, yang juga akan mencegah stunting.
Hal tersebut disampaikan Rohmi pada peluncuran program LiLA Keluarga bertempat di Aula BPSDM NTB, Mataram (25/4/2022).
Ia berharap program ini diharapkan betul-betul dilaksanakan secara tehnis dengan baik di lapangan. Sehingga memberikan multplier efek terhadap permasalahan kesehatan.
Selain itu, Umi Rohmi menjelaskan Pemerintah Provinsi NTB memiliki program Posyandu Keluarga dimana posyandu yang melayani masyarakat dari dusun. Diantaranya posyandu KIA bagi Anak dan Ibu Hamil, Posyandu Remaja, hingga lansia. Sehingga posyandu keluarga menjadi pusat edukasi yang berbasis dusun.
"Tidak hanya edukasi masalah kesehatan melainkan posyandu keluarga bisa memberikan edukasi untuk masalah sosial ekonomi, lingkungan dan lain sebagainya tergantung pada permasalahan yang ada pada dusun tersebut," jelas Rohmi.
Selain itu Rohmi berharap pelatihan ini bisa melibatkan sekup yang lebih luas untuk menyebarluaskan edukasi kepada masyarakat. Sehingga pelatihan ini menjadi sinergi yang baik bagi pemerintah.
"Jadi pelatihan ini tidak hanya di ruang ini saja melainkan edukasi ini bisa disebarluaskan seluas-luasnya. Sehingga edukasinya menjadi lebih efektif, efisien dan tepat sasaran," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Unicef NTT dan NTB Yudhistira Yewangoe mengatakan pandemi menyebabkan adanya pembatasan layanan gizi di tingkat fasilitas layanan kesehatan dan juga di posyandu yang terjadi sejak tahun 2020. Hal itu membawa dampak terhadap rendahnya cakupan layanan posyandu dan skrining wasting pada balita, yang pada akhirnya akan berdampak pada banyaknya anak gizi buruk dan gizi kurang.
Salah satu bentuk dukungan UNICEF kepada Kementerian Kesehatan dengan memperkenalkan LiLA Keluarga, dimana keluarga (orang tua/pengasuh) diberdayakan untuk mampu melakukan penapisan anak wasting, baik dengan melakukan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) dan juga mengidentifikasi tanda-tanda balita berisiko lainnya.
"Dalam pelaksanaan pendekatan LiLA Keluarga ini, keluarga dibekali pengetahuan dasar terkait wasting, cara mengidentifikasi tanda-tanda wasting dan juga dibekali dengan ketrampilan mengukur LiLA menggunakan pita LiLA berwarna. Keluarga juga akan selalu diingatkan tentang pentingnya pemantauan pertumbuhan rutin di Posyandu," jelasnya.
Sebagai informasi, UNICEF dan Kementerian Kesehatan telah menyetujui untuk melaksanakan LiLA Keluarga ini lebih luas pada tahun 2022, yaitu di 7 Provinsi dampingan UNICEF di Indonesia, termasuk di Provinsi NTB. Di NTB, akan difokuskan di Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Utara.
"LiLA Keluarga ini diharapkan dapat meningkatkan deteksi dini, rujukan kasus, dan cakupan balita wasting, khususnya gizi buruk yang mendapatkan perawatan. Dengan demikian, kita dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian balita akibat gizi buruk, serta berkontribusi dalam percepatan pencegahan stunting di NTB," tandasnya.